Kredit macet adalah keadaan yang bisa saja terjadi pada semua orang karena tidak dapat atau sulit melunasi utang walaupun sudah menggunakan banyak cara.
Hal ini biasanya terjadi bagi mereka yang merupakan seorang peminjam atau debitur.
Adapun kredit macet sendiri merupakan keadaan saat debitur baik perorangan atau organisasi tidak mampu membayar kredit kepada kreditur seperti bank/lembaga keuangan lain, tepat pada waktunya.
Istilah lainnya bisa juga disebut dengan nama Wanprestasi atau Non-Performing Loan (NPL).
Adanya kejadian ini, bisa sangat mempengaruhi tidak hanya dari sisi keberlangsungan perkembangan layanan dari lembaga keuangan yang terlibat.
Tetapi, debitur yang mengalami kemacetan kredit juga dapat memiliki hasil BI checking yang kurang baik.
Alasannya, karena saat ini, pemeriksaan BI checking, tidak hanya dilakukan ketika seseorang ingin meminjam dana.
Tapi hasil BI checking pun digunakan saat melamar pekerjaan, lho.
Mari kita bahas selengkapnya tentang kredit macet, mulai dari cara melunasi utang, mengetahui sistem penagihan hutang, hingga langkah menghindarinya.
Daftar Isi
Penyebab Terjadinya Kemacetan Kredit
Macetnya sebuah kredit atau non performing loan (NPL), menjadi salah satu kejadian yang mampu menghambat perkembangan sektor keuangan.
Adapun, gagal kredit bisa disebabkan karena beragam hal.
Setidaknya untuk saat ini, ada faktor internal dan eksternal penyebab terjadinya kemacetan kredit.
Apa saja?
Faktor Internal
Penyebab utama terjadinya kredit macet dalam hal ini datang dari pihak bank atau lembaga keuangan penyedia pinjaman.
Perlu diketahui bahwa setiap kali pihak bank/layanan penyedia pinjaman menyalurkan kredit untuk debitur tentu mengandung risiko.
Manusia tidak bisa memprediksi masa depan.
Ditambah situasi dan kondisi lingkungan juga penuh dengan ketidakpastian dan cepat berubah.
Saat ini mampu, bukan tidak mungkin 1-2 tahun kemudian keadaannya sama.
Maka dari itu, untuk menekan dan meminimalisir adanya resiko kredit macet hal – hal berikut wajib dilakukan pihak kreditur.
- Mengetatkan tim analisis kredit.
- Pihak bank/lembaga penyalur kredit lainnya jangan terlalu ekspensif mengejar target.
- Meniliti dengan baik riwayat keuangan nasabah.
- Tetapkan plafon kredit sesuai kebutuhan peminjam.
- Hindari menjadikan jaminan sebagai satu-satunya faktor aman analisa.
- Realisasikan pengajuan kredit secara tepat waktu.
Faktor Eksternal
Nah selanjutnya adalah faktor penyebab macetnya kredit yang datang dari pihak debitur atau peminjam.
Adapun, debitur atau peminjam bisa datang dari perseorangan atau perusahaan.
Biasanya debitur mengalami kemacetan kredit karena mereka mengalami kondisi penurunan keuangan, adanya ketidakstabilan dari usaha yang dijalankan atau memang sengaja membayar tidak tepat waktu.
Tak hanya itu, menurunnya kegiatan ekonomi dan tingginya suku bunga kredit pun mempengaruhi.
Berikut adalah ciri-ciri yang menunjukan bahwa perusahaan mengalami penurunan atau krisis keuangan.
- Permintaan tambahan jumlah kredit.
- Permohonan restrukturisasi atau perpanjangan masa kredit.
- Keluarnya eksekutif perusahaan.
- Terjadi perubahan kegiatan usaha.
- Meningkatnya penggunanaan fasilitas overdraft.
- Ditemukan kegiatan ilegal.
- Usaha menjadi terlalu ekspansif.
Dampak Kredit Macet
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Adanya kemacetan kredit akan berdampak pada kedua belah pihak kreditur dan debitur yang terlibat.
Jadi, bagaimana dampaknya?
1. Perkembangan Layanan Keuangan Menurun
Tidak hanya dirasakan oleh pihak nasabar atau peminjam, tetapi dampak besar juga terjadi pada pihak bank.
Adanya kredit macet membuat bank kekurangan dana.
Hal tersebut sangat mempengaruhi jalannya kegiatan usaha bank.
Maka dari itu, setiap lembaga keuangan yang menawarkan dana pinjaman sangat penting untuk menjaga nilai NPL-nya selalu berada di angka rendah jika ingin terus beroperasi.
Tidak masalah jika hanya satu atau dua debitur saja yang terkena kemacetan kredit atau tidak disiplin dalam menjalankan kewajiban mereka.
Tetapi, jika jumlahnya banyak dalam waktu yang hampir bersamaan, NPL dari lembaga keuangan tersebut akan naik.
2. Ekonomi Negara Terancam
Naiknya kredit yang macet akan memaksa perbankan memperkuat struktur permodalannya.
Bisa dengan beragam cara, seperti memperbesar porsi penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP).
Di saat perbankan memperkuat struktur permodalan, secara otomatis hal ini akan mengurangi kemampuan bank untuk ekspansi kredit ke sektor riil.
Nantinya, akan sulit bagi sektor industri untuk mengajukan pinjaman kredit ke bank.
Kurangnya kemampuan tersebut, akan berdampak negatif terhadap kondisi perekonomian Indonesia.
Kita tidak bisa hanya mengharapkan portofolio investasi di pasar modal, atau investasi asing langsung (FDI) untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Apalagi hal-hal di atas, sangat tergantung dengan imbas negatif krisis global.
Maka dari itu kredit perbankan adalah sumber terbaik lainnya yang diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
Bahkan, catatan statistik dalam beberapa tahun terakhir, menunjukan kontribusi kredit perbankan dalam pertumbuhan ekonomi bisa sampai 20% lho.
Jika terjadi banyak kredit macet, tentu bank akan menekan pengajuan kredit dan kehilangan minat untuk menyalurkan kredit kepada sektor-sektor yang membantu pertumbuhan ekonomi, seperti sektor manufaktur dan konstruksi.
3. Debitur Dapat Mengalami Kesulitan Pengajuan Kredit
Tahukah kamu? Riwayat kemacetan kredit atau gagal bayar akan tercatat dalam sistem dan akan terinformasi jika melakukan BI Checking.
Hal ini tentunya akan membuat peminjam. sulit mendapatkan dana kredit di kemudian hari.
Misalnya ada nasabah yang ingin mengajukan pinjaman KPR, tentu akan sulit bagi bank menyetujui permohannya jika nasabah memiliki riwayat gagal kredit.
Tidak hanya itu, sekarang ini banyak juga perusahaan besar yang menjadikan nilai BI Checking sebagai syarat untuk masuk kerja.
Hal tersebut bisa dipahami, karena tentu saja perusahaan ingin karyawannya terbebas dari segala macam masalah keuangan yang ke depannya bisa saja mencoreng nama perusahaan.
Cara Melunasi Utang Jika Mengalami Kredit Macet
Ketika kemacetan kredit sudah terlanjut dialami, apa yang bisa kita lakukan?
Jangan panik, usahakan untuk tetap tenang dan kooperatif dengan pihak lembaga keuangan terkait.
Pastikan kamu tetap bisa dihubungi dan jangan sampai menghindari karena hal tersebut justru akan menambah masalah, lho.
Alih-alin pihak kreditur akan menganggap kamu tidak memiliki itikad dan cara baik untuk melunasi utang kredit.
Bahkan, jika kamu meminjam dana dari bank, bisa saja mereka akan mendatangkan debt collector jika kamu tidak mau bekerja sama dengan mereka.
Kamu bisa informasikan secara baik-baik pada pihak bank dan ungkapkan jelas bagaimana akhirnya kamu bisa ada dalam posisi kredit macet.
Adapun, pihak kreditur sendiri biasanya akan memberikan tiga cara melunasi utang bagi para debitur berikut.
Menggunakan Cara dari Ketentuan Bank
1. Penjadwalan Kembali (Rescheduling)
Hal pertama yang bisa dilakukan adalah mengajukan penjadwalan kembali atau rescheduling.
Adapun hal yang dijadwalkan ulang adalah jangka waktu pembayaran atau pelunasan, jumlah pembayaran bunga atau jumlah pembayaran setoran.
Dengan mengambil langkah ini, debitur akan mendapatkan waktu pelunasan yang lebih lama dari sebelumnya.
Sehingga, debitur dapat mengusahakan beragam cara untuk bisa melakukan pelunasan.
Sebagai contoh, misalnya kewajiban debitur melakukan pembayaran adalah pada minggu pertama.
Maka, pihak kreditur akan memperpanjang pembayaran hingga minggu kedia atau ketiga.
Namun, jika cara ini masih dirasa tidak dapat membantu mengatasi kredit yang macet.
Pihak debitur bisa mengajukan tindakan selanjutnya.
2. Penataan Kembali (Reconditioning)
Berikutnya adalah persyaratan ulang atau reconditioning.
Pada langkah ini pihak kreditur tidak hanya mengubah jangka waktu pembayaran tagihan tetapi juga mengubah syarat dan ketentuan dalam meringkankan beban nasabah.
Langkah ini bisa berupa mengubah besaran suku bunga, dengan harapan debitur bisa membayar kewajibannya setiap bulan.
Selain itu, ada juga perubahan jangka waktu pinjaman, perubahan pembayaran dan lainnya.
Masih belum bisa membantu juga?
Ada langkah berikutnya.
3. Persyaratan Kembali (Resctructuring)
Langkah terakhir dari penyedia dana untuk membantu debitur mengatasi kredit yang macet adalah restrukturisasi atau penataan ulang.
Dengan langkah ini, kreditur bisa melakukan pengurangan suku bunga kredit, pemotongan denda, penambahan waktu angsuran dan lainnya.
Adapun, hal ini adalah langkah terakhir yang bisa dilakukan pihak kreditur untuk menyelamatkan kredit yang macet.
Ada baiknya, pihak debitur bertanggung jawab dan mencari bagaimana prosedur yang dibutuhkan untuk dapat melakuan langkah-langkah ini.
Baiknya, langsung infokan atau datang ke pihak kreditur untuk melakukan diskusi tentang cara penyelesaian terbaik.
Menggunakan Cara dari Strategi Finansial Pribadi
Selain cara-cara dari pihak kreditur, kamu sebagai yang memiliki utang juga bisa melakukan strategi keuangan sendiri, karena pada akhirnya kamulah yang paling mengetahui bagaimana keadaan finansial kamu.
Walaupun terdengar sulit, namun kamu bisa menerapkan beragam cara berikut untuk bantu kamu melunasi utang.
1. Mengurangi Pengeluaran Serta Tagihan
Mulailah mengetahui berapa banyak pengeluaran yang perlu kamu keluarkan setiap bulan, setelah itu carilah cara untuk mengurangi pengeluaran tersebut.
Perlu diketahui juga kalau jumlah utang yang ideal adalah tidak lebih dari 30% dari total penghasilan per bulan.
Jika kamu memiliki utang yang lebih besar dari nilai tersebut, lebih baik segera mengurangi penurunan dengan menemukan alternatif biaya belanja, biaya utilitas, dan biaya transportasi yang lebih rendah.
Semakin rendah biaya hidup yang harus dikeluarkan setiap bulan, maka akan semakin banyak uang yang bisa disisihkan untuk membayar utang.
2. Memiliki Penghasilan Tambahan
Cara melunasi utang lainnya, kamu bisa mengambil pekerjaan sampingan untuk menambah pemasukan tiap bulannya.
Coba manfaatkan keahlian kamu seperti menjadi seorang fotografer, ojek atau taksi online bahkan membuka bisnis online shop.
3. Mulai untuk Berhemat
Selalu ingat untuk berhemat, tentukan mana hal yang merupakan kebutuhan dan keinginan dengan begitu kamu bisa menghemat dengan tidak membeli hal yang sebenarnya tidak diperlukan.
Lalu, jika nantinya mendapatkan kenaikan gaji atau penghasilan yang lebih besar, jangan dihamburkan dan lebih baik ditabung atau digunakan langsung untuk melunasi utang.
Menggunakan Metode Snowball
Metode ini dipopulerkan oleh, seorang perencana keuangan asal Amerika, Dave Ramsey.
Bahkan penelitian di Harvard Business Review menemukan bahwa metode ini terbilang efektif untuk membantu kamu terbebas dari utang dan cicilan.
Cara kerja metode Snowball ini adalah dengan melunasi utang kamu yang jumlahnya kecil terlebih dahulu.
Semakin kamu terus bergerak maju, maka utang kamu yang berjumlah besar semakin mudah untuk dilunasi.
Berikut 4 langkahnya.
1. Buat Daftar Utang yang Kamu Miliki
Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah membuat daftar utang atau cicilan yang harus kamu bayarkan, buatlah dalam bentuk tabel seperti contoh di bawah ini.
Utang | Besar Utang | Cicilan (per bulan) |
KPR | Rp500.000.000 | Rp5.000.000 |
KTA | Rp20.000.000 | Rp1.000.000 |
Kartu Kredit | Rp10.000.000 | Rp450.000 |
Seperti yang tertera pada tabel, kamu memiliki tiga jenis tanggungan utang, yaitu cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), pinjaman Kredit Tanpa Agunan (KTA), serta cicilan Kartu Kredit.
Masing-masing utang tersebut memiliki jumlah total dan jumlah cicilan per bulan yang berbeda-beda.
Tuliskan dengan rinci dan dengan jumlah yang nyata, bukan hanya perkiraan.
Perincian dalam bentuk tabel, akan memudahkan kamu dalam mengklasifikasikannya.
2. Urutkan Semua Utang dari yang Terendah Hingga Tertinggi
Langkah kedua dalam metode Debt Snowball yaitu mengurutkan susunan daftar utang dari yang memiliki jumlah terendah sampai ke utang yang memiliki jumlah tertinggi.
Jika mengikuti daftar utang yang ada pada langkah pertama, maka susunannya menjadi:
Utang | Besar Utang | Cicilan (per bulan) |
Kartu Kredit | Rp10.000.000 | Rp450.000 |
KTA | Rp20.000.000 | Rp1.000.000 |
KPR | Rp500.000.000 | Rp5.000.000 |
Maka, kamu dapat melihat, cicilan Kartu Kredit ada di urutan nomor 1 karena nominalnya yang rendah yaitu sebesar Rp450.000/bulan.
Diikuti dengan KTA di urutan kedua, dan KPR di urutan terakhir karena memiliki nominal yang paling tinggi.
3. Bayar Ekstra untuk Utang Terendah
Maksud dari pembayaran ekstra adalah kamu membayar lebih dari cicilan minimum yang diwajibkan.
Perlakuan ini difokuskan untuk utang dengan nominal terendah, yaitu Kartu Kredit.
Utang | Besar Utang | Cicilan (per bulan) |
Kartu Kredit | Rp10.000.000 | Rp450.000 |
Dengan cara Debt Snowball ini kamu harus melunasi utang Kartu Kredit (utang terendah) terlebih dahulu.
Cara mempercepatnya adalah dengan membayar utang tersebut di atas cicilan minimum.
Jika cicilan minimum Kartu Kredit kamu adalah sebesar Rp450.000 (lihat tabel), maka kamu bisa membayarnya sebesar Rp650.000 atau Rp750.000 setiap bulannya.
Sementara utang-utang lainnya tetap kamu bayar sejumlah cicilan minimum; KTA sejumlah Rp1.000.000 dan KPR sejumlah Rp5.000.000.
Selain memangkas daftar utang dengan cepat, cara ini akan membuat kamu jauh lebih termotivasi untuk melunasi dua utang lainnya.
4. Ulangi 3 Langkah di Atas Sampai Satu Persatu Utang Kamu Lunas
Last but not least, ulangi langkah-langkah di atas sampai utang Kartu Kredit, KTA, dan KPR kamu lunas. Ingatlah untuk memulai dari utang yang nominalnya paling rendah terlebih dahulu.
Jika utang terendah (Kartu Kredit) kamu sudah lunas, kamu bisa beralih melakukan pembayaran ekstra untuk cicilan KTA.
Lalu, jika cicilan KTA sudah lunas, kamu bisa fokus pada cicilan KPR yang nominalnya paling besar.
Walaupun metode Debt Snowball dianggap sebagai metode pelunasan utang yang tepat dan efektif, penggunaannya juga memiliki celah untuk gagal.
Misalnya saja, kamu memiliki utang yang nominalnya cukup besar dengan bunga yang besar pula, tapi kamu fokus melunasi utang-utang yang kecil (menggunakan metode Debt Snowball).
Nah, utang tersebut menjadi lebih lama dilunasi sehingga bunganya semakin membengkak.
Kalau begini, artinya kamu harus mencari metode lain untuk melunasinya. Inilah yang harus kamu pertimbangkan sebelum mulai menggunakan metode pelunasan utang Snowball.
Namun, jika semua utang yang kamu miliki berbunga sama (atau tidak terlalu berbeda) antara satu dengan yang lain, metode ini akan menjadi metode terbaik yang harus kamu coba.
Kelebihannya, metode Debt Snowball ini sangat cocok bagi kamu yang berorientasi pada hasil, bahkan metode ini dapat mempengaruhi kamu secara psikologis, lho!
Sebab, berkurangnya beban utang sedikit demi sedikit akan membuat seseorang menjadi lebih tenang.
Sehingga akan timbul semangat baru berupa motivasi dan rasa percaya diri untuk melunasi sisa utang kamu yang lainnya.
Berlaku juga sebaliknya, apabila kamu berusaha keras melunasi utang yang nominalnya paling tinggi terlebih dahulu, kamu akan lebih mudah berkecil hati dan memiliki keinginan untuk menyerah.
Ditambah lagi, pelunasan utang tersebut bisa memakan waktu bertahun-tahun lamanya.
Usaha Pemerintah Menanggulangi Kredit Macet
Dalam hal meminimalisir adanya risiko kredit yang macet, Bank Indonesia juga mengupayakan beragam cara.
Adapun BI mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14/2/PBI/2012 tentang Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK).
Tujuannya dikeluarkan hal ini adalah untuk menekan dampak negatif dari penggunaan kartu kredit sebagai alat hutang hingga mencapai batas berlebihan.
Alasannya, karena kartu kredit adalah salah satu alat pembayaran yang paling banyak melahirkan fenomena kemacetan kredit.
Melalui peraturan tersebut, BI akan mengaturnya sebagai berikut.
- Kepemilikan kartu utama, pemegang kartu minimal harus 21 tahun atau telah kawin dan minimum berusia 17 tahun atau telah kawin untuk kartu tambahan.
- Minimum pendapatan pemegang kartu adalah Rp 3 juta per bulan.
- Maksimal plafon kredit adalah 3 kali pendapatan per bulan dan penerapannya berlaku secara industri.
- Calon pemegang kartu yang pendapatan per bulannya kurang dari Rp10 juta dikenakan pembatasan plafon serta pembatasan perolehan kartu kredit maksimum dari 2 penerbit.
- Calon pemegang kartu yang pendapatan per bulannya Rp 10 juta ke atas tidak dikenakan pembatasan jumlah plafon dan kartu dari 2 penerbit sehingga analisis kredit sepenuhnya diserahkan kepada Bank.
- Maksimum bunga kartu kredit 3 persen per bulan.
- Peraturan ini membatasi jumlah kartu yang bisa dimiliki oleh calon nasabah, limit dari kartu kredit yang dimiliki dan bunya yang dapat di charge ke kustomer.
Cara KoinWorks Meminimalisir Kredit Macet
KoinWorks merupakan salah satu fintech yang menawarkan produk pinjaman bisnis online, dan kebutuhan finansial lainnya seperti produk pengembangan dana, tabungan emas (KoinGold) dan lainnya.
Melalui produk KoinP2P dan KoinRobo, KoinWorks memiliki komitmen untuk membantu penggunanya mengembangkan dana sekaligus memberi akses pendanaan pada Individu atau UKM Indonesia melalui KoinBisnis dan KoinInvoice.
Walaupun KoinWorks memberikan akses pendanaan yang mudah, namun tentu peminjam harus melalui beragam penilaian dan prosedur yang sesuai standar.
Penilaian ini KoinWorks lakukan untuk mengetahui beragam indikator seperti tujuan, latar belakang peminjam, hingga kualitas skor kredit dari calon peminjam.
Lalu apa saja yang dilakukan KoinWorks?
1. Background Checking
Calon peminjam harus menyerahkan semua data terkait bisnisnya dan juga informasi dari pemilik bisnis beserta keluarga untuk dianalisa.
Dalam melakukan hal ini, KoinWorks juga bekerja sama dengan Bank (Bank Connect), toko online (Store Connect), dan background checking services (Finfini), di mana calon peminjam bisa mengkoneksikan akun bank dan toko online-nya sehingga data yang diterima, untuk kemudian dianalisis bisa lebih efektif dan maksimal.
2. Memberikan Jangka Waktu Pinjaman Fleksibel
KoinWorks memberikan calon peminjam jangka waktu yang fleksibel yakni 1 – 24 bulan.
Jangka waktu ini juga menentukan, kemampuan calon peminjam dalam membayar kewajibannya.
Dalam hal ini, KoinWorks memberikan kebebasan bagi calon peminjam, sehingga KoinWorks tidak akan memaksa calon peminjam melakukan pembayaran dalam jangka waktu tertentu yang tak sesuai kemampuannya.
3. Metode Pembayaran yang Bisa Dipilih Sesuai Kemampuan Peminjam
Peminjam bisa memilih dua metode pembayaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya, yaitu cicilan tiap bulan atau lumpsum yang peminjam bayarkan pada akhir masa pinjaman.
KoinWorks memberlakukan kebebasan ini, supaya calon peminjam juga dapat menganalisa kemampuannya dalam melakukan pembayaran.
4. Memilih Industri yang Prospeknya Bagus
KoinWorks menghindari industri-industri yang bersifat musiman atau seasonal, yang memang hanya dapat berkembang di waktu tertentu.
KoinWorks memastikan bahwa industri penerima pendanaan adalah industri yang memiliki prospek jangka panjang baik dengan profit menjanjikan ke depannya.
5. Melakukan Stress Test
KoinWorks memberlakukan stress test kepada setiap calon peminjam, dengan tujuan untuk menguji bagaimana daya tahan sistem keuangan bisnis dalam menghadapi risiko yang bisa mengancam dari waktu ke waktu.
6. Beradaptasi dengan Teknologi
Koinworks akan merinci kasus per kasus yang ada dalam bisnis tersebut.
Proses ini akan dilakukan secara live video call jadi tidak terbatas oleh situasi dan kondisi.
Untuk bisa mengajukan pinjaman di KoinBisnis, usia usaha Anda harus minimal 2 tahun atau 6 bulan jika Anda memiliki toko online. Kami mohon maaf sebelumnya.
Setelah melakukan penilaian, kami mohon maaf untuk saat ini belum bisa menerima pengajuan pinjaman Anda. Hal ini dikarenakan, kami menemukan pengeluaran Anda ditambah dengan cicilan, lebih besar dibandingkan pendapatan.
Tips Terhindar dari Kredit Macet
Kredit macet tak hanya menjadi teror untuk debitur tetapi juga kreditur.
Tapi walaupun begitu, bukan berarti meminjam uang di bank atau lembaga keuangan lainnya adalah hal yang menakutkan.
Bahkan dari pembahasan di atas, diketahui bahwa adanya kredit perbankan bisa menjadi salah satu faktor tumbuhnya ekonomi negara.
Tidak apa jika kamu ingin melakuan peminjaman dana, tapi sebaiknya terapkan prinsip-prinsip berikut supaya nantinya tidak terjebak pada kredit macet.
1. Hindari Utang Konsumtif
Memang mengajukan pinjaman adalah hak setiap orang.
Biasanya setiap orang juga memiliki tujuan yang berbeda saat meminjam.
Mulai dari untuk modal bisnis, biaya pendidikan, beli rumah hingga kendaraan dan gadget.
Namun ada baiknya kamu memastikan bahwa pinjaman yang kamu ajukan memiliki manfaat ke depannya dalam artian utangnya adalah produktif, bukan hanya sekadar untuk memenuhi gaya hidup yang konsumtif.
2. Pinjam Sesuai Kemampuan
Sebelum meminjam pastikan pinjaman tersebut masih dalam rasio yang baik dengan penghasilan.
Hal ini perlu kamu lakukan agar kredit pinjaman tersebut tidak melampaui batas kemampuan finansial kamu nantinya.
Jangan sampai penghasilan kamu tiap bulannya hanya habis untuk membayar cicilan utang, dan tidak bisa kamu pakai untuk kebutuhan lainnya.
Ketahui kebutuhan apa saja yang perlu kamu penuhi di luar kewajiban membayar utang dan bunganya.
Perlu kamu catat bahwa utang atau kewajiban yang harus kamu bayar tiap bulannya jangan sampai lebih dari 30% dari total pendapatan, ya.
3. Pastikan Selalu Jalankan Cicilan Tiap Bulan
Jangan pernah menunda kewajiban yang seharusnya kamu bayarkan tiap bulannya.
Setiap kali setelah menerima pendapatkan, pastikan kamu langsung mengalokasikan dana untuk membayar utang tersebut.
Hal tersebut perlu lakukan supaya kamu tidak memakai dana tersebut untuk kebutuhan lainnya.
Jangan malas juga untuk langsung membayar jika memang waktunya sudah jatuh tempo.
Kelalaian membayar seperti inilah yang menyebabkan kamu terkena denda, bahkan bisa mengalami kredit macet.
Nah, dari pembahasan di atas, diharapkan cara di atas membantu kamu melunasi utang dan lebih memahami tentang apa itu kredit macet, apa penyebabnya dan bagaimana cara menanggulanginya.
Semoga bermanfaat!