Apa Perbedaan Sukuk dan Obligasi? Pahami Ini Dulu Sebelum Berinvestasi! – Keberadaan Surat Utang Negara (SUN) sudah banyak diketahui masyarakat, termasuk ORI, SBR, dan Sukuk yang merupakan jenis-jenis dari obligasi negara.
Dalam beberapa situasi, kamu pasti sulit membedakan jenis-jenis dari obligasi itu sendiri. Secara sederhana, obligasi negara dikategorikan menjadi dua bagian yaitu obligasi konvensional dan obligasi syariah.
Obligasi konvensional yaitu mencakup ORI (Obligasi Ritel Indonesia) dan SBR (Saving Bond Ritel), sedangkan yang termasuk obligasi syariah yaitu SR (Sukuk Ritel).
Lalu, mengapa sukuk dikatakan obligasi syariah?
Investasi sukuk telah diakui dan dijamin oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan perdagangannya pun berbasis syariah atau sesuai dengan syariat Islam.
Sukuk ini juga dianggap tidak menyalahi aturan agama, bahkan tidak memiliki bunga.
Walaupun begitu, penerbitan sukuk dapat dilakukan oleh emiten non-syariah. Namun, prosesnya tetap harus menggunakan prinsip syariah yang berlaku.
Dalam arti lain, penerapan sukuk tidak dapat disamakan dengan penerapan pada jenis investasi lainnya.
Pertanyaannya sekarang, apakah kamu tahu bahwa terdapat beberapa perbedaan prinsip antara obligasi konvensional dengan obligasi syariah (sukuk)?
Berikut adalah perbedaan sukuk dan obligasi yang perlu kamu simak.
Daftar Isi
Apa Perbedaan Sukuk dan Obligasi? Pahami Ini Dulu Sebelum Berinvestasi!
Sifat Instrumen
Hal pertama dalam perbedaan sukuk dan obligasi adalah sifat instrumennya.
Pada investasi obligasi konvensional, perdagangan obligasi dinilai sebagai surat utang (pernyataan utang). Sedangkan sukuk menilainya sebagai sertifikat atas kepemilikan atau pembelian aset.
Baca juga: Investasi Obligasi Untuk kamu yang Memiliki Modal Terbatas
Oleh karena itu, sukuk memiliki Underlying Asset atau SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) sebagai bukti kepemilikan investor atas obligasi. Sementara ORI dan SBR tidak memerlukan hal itu.
Penggunaan Dana
Perbedaan sukuk dan obligasi yang kedua yaitu jika dalam obligasi konvensional, jenis industri yang dijalankan oleh penerbit (emiten) tidak dibatasi alias dibebaskan, maka lain halnya dengan sukuk.
Baca juga: Jangan Percaya Mitos Investasi SUN (Surat Utang Negara) Berikut Ini!
Jenis industri yang dikelola dan pendapatan yang dihasilkan oleh penerbit harus jauh dari unsur yang diharamkan syariat. Dalam sukuk ini, memang banyak pertimbangan penggunaan dana terkait dengan kebijakan syariah yang telah disahkan oleh MUI.
Keuntungan
Bagian perbedaan sukuk dan obligasi ini yang mungkin menjadi pertanyaan dalam benak kamu. Di dalam sukuk, tetap ada keuntungan yang dihasilkan, sama seperti investasi obligasi konvensional. Namun, penyebutan dan prinsipnya saja yang berbeda.
Pada investasi ORI dan SBR, kamu akan mendapatkan kupon (bunga) dan capital gain (kalau kamu menjualnya di pasar sekunder) sebagai keuntungan.
Sementara pada investasi sukuk, kamu akan menerima imbalan yang berasal dari ujrah (uang sewa), margin, bagi hasil, atau imbalan lain sesuai dengan akad yang telah disepakati bersama.
Biaya Administratif
Mekanisme sukuk akan diawasi oleh pihak Dewan Pengawas Syariah yang berada di bawah MUI selama masa penerbitan. Oleh karena itu, dalam sukuk terdapat tambahan biaya (fee) untuk upah Dewan Pengawas Syariah.
Sementara pada obligasi konvensional, kamu hanya perlu membayar biaya administratif tanpa tambahan biaya untuk upah Dewan Pengawas Syariah atau tambahan biaya lainnya.
Pungutan OJK
Dalam investasi yang terdaftar di OJK, biasanya ada biaya khusus untuk OJK yang disebut pungutan OJK. Pungutan OJK digunakan untuk membiayai kegiatan operasional, pengadaan aset, administratif, serta kegiatan pendukung lainnya.
Jumlahnya adalah sebesar 0.05% dari nilai emisi, maksimal Rp 150 juta pada obligasi syariah dan Rp 750 juta pada obligasi konvensional.
Dokumentasi Tambahan
Pada investasi obligasi, dibutuhkan laporan pertanggung jawaban atau yang disebut dokumentasi. Namun, pada sukuk, terdapat dokumentasi tambahan yang isinya memaparkan berbagai transaksi pembiayaan syariah.
Pada obligasi konvensional isi dokumentasinya relatif lebih singkat bila dibandingkan dengan obligasi syariah. Itulah perbedaan sukuk dan obligasi dalam hal dokumentasi.
Bagaimana? Setelah membaca penjelasan di atas, apakah kamu sudah mulai paham mengenai perbedaan sukuk dan obligasi konvensional?
Pada intinya, apapun jenis investasi obligasi negara yang kamu pilih, semuanya memiliki tingkat keamanan yang dijamin oleh negara karena sudah ada Undang-Undang yang mengatur tentang itu.
Di samping itu, ternyata ada jenis investasi lainnya untuk belajar secara fundamental, yaitu dengan mendanai Peer-to-Peer Lending di KoinP2P dari KoinWorks yang keamanannya terjamin karena sudah berizin dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Melalui KoinP2P, kamu bisa mendanai sekaligus membantu untuk ekspansi bisnis yang mereka jalani. Dengan begitu, kamu juga ikut berkontribusi untuk memajukan perekonomian di Indonesia.
Mulai dari Rp100.000, kamu sudah bisa mulai untuk mendanai. kamu berkesempatan mendapat imbal hasil mencapai 21.32% per tahun.
Tertarik mendanai di KoinP2P? Daftar sebagai pendana sekarang juga!