Bunga Acuan BI Turun di Masa Pandemi COVID-19, Apa Dampaknya? – Dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, pemerintah memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,00%.
Suku bunga ini bisa dibilang menjadi penurunan terendah sepanjang sejarah perekonomian Indonesia.
Adapun, alasan pemerintah mengambil kebijakan ini adalah untuk memulihkan ekonomi di masa pandemi akibat COVID-19 seperti sekarang.
Setelah mengetahui bahwa bunga acuan BI turun, munculah pertanyaan lain.
Sebenarnya, apa ya dampak feneomena ini bagi masyarakat umum?
Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Berikut adalah pembahasan dampak bunga acuan BI dan apa yang bisa masyarakat rasakan jika bunga tersebut turun.
Daftar Isi
Dampak Bunga Acuan BI yang Turun, Apa Saja?
1. Menurunnya Suku Bunga Kredit
Keberadaan bunga acuan menjadi salah satu faktor penentu besaran bunga kredit.
Maka dari itu, dampak bunga acuan BI yang turun akan direspon dengan turunnya penurunan bunga pinjaman.
Dengan hal ini, bank akan menerima angin segar untuk bisa menurunkan cost of fund.
Cost of fund adalah biaya yang ditimbulkan dari bunga simpanan (giro, tabungan, dan deposito).
Nah, menurunnya cost of fund bisa membuat bank menurunkan bunga pinjaman dan memberikan keringanan untuk debitur.
Pihak bank dapat memberikan bunga kredit yang rendah, bahkan melakukan restrukturisasi kepada debitur.
Hal tersebut tentu akan meringankan beban pebisnis yang mengalami dampak dari pandemi COVID-19.
Tak hanya itu, menurunnya suku bunga kredit juga bisa berdampak pada bisnis properti.
Jadi, jika kamu berencana untuk memiliki properti seperti rumah, akan mendapatkan bunga yang lebih rendah juga.
2. Mendongkrak Pertumbuhan Bisnis
Dampak bunga acuan BI yang turun akan terlihat efeknya pada pertumbuhan bisnis di Indonesia.
Turunnya bunga acuan BI ini bisa menjadi stimulus untuk pelaku bisnis yang mengalami masa sulit saat pandemi.
Pelaku bisnis bisa mulai meningkatkan jumlah produksi, sehingga potensi bisnis berkembang menjadi lebih besar.
Biasanya sebuah bisnis menggunakan sumber biaya perbankan sebagai modal produksinya.
Jadi, dengan menurunnya suku bunga acuan, dapat dipastikan suku bunga kredit ikut turun.
Sehingga, perusahaan akan lebih mudah dan tidak terlalu berat untuk meminjam modal usaha dari perbankan karena bunganya rendah.
Tak hanya itu, bagi bisnis industri properti pun akan mendapatkan angin segar.
Selama pandemi, bisnis properti bisa dibilang mengalami penurunan bahkan cenderung stagnan.
Suku bunga acuan BI yang turun, akan menstimulus turunnya bunga kredit.
Sehingga, potensi masyarakat melakukan kredit properti bisa meningkat.
3. Mengurangi Jumlah Pengangguran
Meningkatnya pertumbuhan bisnis akan berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah lapangan pekerjaan.
Selama pandemi akibat COVID-19 ini, sudah banyak fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), yang terpaksa dilakukan perusahaan karena bisnisnya tidak berjalan.
Maka dari itu dengan meningkatnya pertumbuhan bisnis dikarenakan dari dua poin sebelumnya, kesempatan adanya lapangan kerja bisa terbuka lebih luas.
Jumlah pengangguran bisa segera diatasi, dan produktivitas masyarakat pun juga akan meningkat.
4. Biaya Ekspor-Impor Menjadi Lebih Murah
Dampak bunga acuan BI yang turun akan mempengaruhi turunnya biaya pinjaman untuk perusahaan ekspor impor.
Dengan hal ini, diharapkan permintaan konsumen terhadap kredit akan terus meningkat, dan membaik.
Tidak hanya itu, dengan hal ini diasumsikan investasi ke dalam negeri juga bisa meningkat.
Jika hal tersebut terus meningkat, maka dapat mendorong pergerakan ekonomi Indonesia menjadi lebih maju.
5. Turunnya Suku Bunga Investasi
Dampak bunga acuan BI yang turun selanjutnya ini, bisa dibilang tidak “se-positif” poin – poin sebelumnya.
Ya, dengan menurunnya acuan bunga BI, maka potensi bunga tabungan seperti deposito dan giro di bank juga akan menurun.
Nah, kalau suku bunga deposito turun, maka tentu keuntungan yang didapatkan oleh investor juga akan berkurang, bukan?
Tapi tenang, untuk menyikapi hal ini kamu bisa melakuan diversifikasi.
Baca Juga: Permudah Diversifikasi Portofolio Investasi dengan 5 Langkah Penting Berikut
Sebar dan alihkan dana investasi kamu ke tidak hanya deposito, tetapi juga instrumen yang lain.
Dengan melakukan hal ini, kamu bisa meminimalisir kerugian imbal hasil yang dihasilkan oleh menurunnya bunga deposito.
Ingin lebih mudah melakukan diversifikasi aset?
Kamu bisa menggunakan Aplikasi KoinWorks, di mana dapat melakukan jual-beli emas, hingga mendanai pinjaman dengan sistem peer-to-peer lending.
KoinGold dari KoinWorks (Powered by IndoGold), bisa membuatmu melakukan investasi emas digital dengan mudah secara online hanya mulai dari Rp10.000 tanpa dipotong biaya.
Seluruh transaksi juga nantinya akan terjadi secara realtime, sehingga kamu bisa langsung memantau portfolio aset milikmu.
Lakukan juga pendanaan di KoinP2P atau KoinRobo dari KoinWorks untuk diversifikasi.
Melalui KoinP2P kamu bisa mendanai pinjaman yang mayoritas datang dari UKM Indonesia.
Sebagai imbal hasil, kamu bisa mendapatkan efektif 18% per tahun hanya dengan modal awal mulai dari Rp100,000.
Kalau kamu ingin mendapatkan imbal hasil terprediksi mulai dari 6% hingga 13% per tahun, sekaligus memberikan dampak sosial, maka bisa memilih produk pendanaan KoinRobo.
Itulah sekiranya dampak yang akan kamu dan semua masyarakat Indonesia rasakan ketika bunga acuan BI menurun.
Diharapkan dengan adanya fenomena ini, kamu bisa lebih bijak juga dalam mengelola keuangan, ya.