Melihat fenomena saat ini, perkembangan dunia investasi cukup pesat, terutama di negara kita sendiri, Indonesia.
Namun, perkembangannya minat untuk investasi, memang tidak cukup melesat cepat apabila membandingkannya dengan negara maju.
Rendahnya minat masyarakat kita khususnya, karena masih banyaknya stereotype yang mengaitkan investasi dengan orang kaya atau orang berduit.
Meskipun demikian, pemikiran serta trend seperti itu sudah mulai bergeser sedikit demi sedikit.
Sudah banyak masyarakat kita terutama anak muda yang mulai sadar akan pentingnya tanam permodalan sejak usia muda apalagi usia produktif.
Cara lain dari menabung, kamu bisa menyebutnya seperti itu.
Sebab, penanaman uang saat ini tidak hanya ramah pada orang yang memiliki banyak uang, namun mudah menjangkau bahkan untuk kamu yang baru mulai meniti karir.
Bahkan menjangkau masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah.
Berbagai cara memberikan jalan untuk mulai memahami arti penting investasi.
Di samping bisa menyimpan uang atau aset kita, kamu bisa menambah penghasilan dari aset yang telah kamu simpan (passive income).
Sudah pasti akan menambah pundi-pundi kekayaan kamu bukan?
Lalu, investasi apa yang sebaiknya kamu pilih? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Daftar Isi
Apa itu Investasi?
Secara bahasa, investasi adalah suatu istilah untuk kegiatan tanam modal yang ada hubungannya dengan akumulasi dalam bentuk aktiva sebagai suatu harapan menghasilkan keuntungan.
Aktiva secara riil bisa berupa properti, mobil, rumah atau perhiasan mahal dan berharga seperti emas dan berlian.
Dan untuk aktiva keuangan bisa berupa alat pembayaran yang sah.
Untuk saat ini, seiring perkembangan zaman, banyak orang yang menggunakan bitcoin juga sebagai bentuk aktiva keuangan.
Kapitalisasi merupakan penanaman modal ke suatu perusahaan.
Sehingga penanaman modal seringkali terkait dengan bidang bisnis.
Sebab selalu mengaitkannya dengan keuangan dan juga perekonomian.
Permodalan menjadi sangat erat kaitannya dengan kegiatan penarikan sumber dana untuk mengadakan barang modal saat ini.
Dengan barang modal tersebut dengan harapan akan menghasilkan aliran produk baru nantinya di masa depan.
Jenis-jenis Investasi
Secara umum, investasi terdiri dari berbagai jenis, baik dari seberapa perlu waktu atau jenis tanam modal yang terlihat dari jenis objek yang akan menjadi investasi.
Investasi Berdasarkan Rentang Waktu
Investasi berdasarkan rentang waktu terbagi menjadi 2, antara lain sebagai berikut :
1. Investasi Penanaman Modal Berjangka Pendek
Investasi yang berupa tanam modal yang nantinya keuntungan tersebut akan terwujud dengan pilihan kurun waktu satu atau tiga tahun lamanya.
2. Investasi Penanaman Modal Berjangka Panjang
Bentuk investasi yang merupakan bagian dari kapitalisasi agar bisa mendapatkan return keuntungan lebih dari kurun waktu tiga tahun.
Perbedaan kedua jenis penanaman modal ini terlihat dari jumlah return.
Biasanya, penanaman modal yang jangka panjang memberikan return yang jauh lebih besar dengan yang tanam modal jangka pendek.
Sebab, investasi jangka pendek bisa mendatangkan keuntungan yang lebih cepat, berhubung dengan waktu akumulasi keuntungan yang mencapai sepakat.
Namun, risiko kapitalisasi dengan jangka yang panjang lebih besar.
Sebab, bisa terjadi kehilangan dana atau aset lain ketika pendanaan tidak sesuai dengan harapan investor atau bahkan terjadi kegagalan.
Karena mengambil waktu panjang, kita tidak bisa memprediksi apabila terjadi hal besar yang tiba-tiba terjadi dan berimbas pada seluruh sektor, terutama perekonomian.
Bisa terjadi, misalnya, terjadi di konflik di sebuah negara dan akhirnya terjadi krisis moneter.
Ini tentu sangat berpengaruh terhadap harga aset saham atau properti yang kita investasikan.
Perbedaan Jenis dari Objek Investasi
Perbedaan ini dilihat dari para pelaku usaha maupun oleh masyarakat umum, antara lain:
Investasi pada Aktiva Finansial
Investasi jenis ini adalah ketika seseorang melakukan kapitalisasi dalam bentuk surat berharga.
Contoh dari investasi finansial antara lain:
1. Deposito
Deposito adalah penanaman modal dalam bentuk simpanan berupa uang kepada suatu perusahaan dengan jaminan dari investor yang akan menerima keuntungan berupa bunga dalam jangka waktu yang telah disepakati kedua belah pihak.
Prinsip dari deposito sebenarnya hampir mirip dengan tabungan.
Dan karena deposito merupakan salah satu investasi yang memiliki resiko yang rendah, maka sering ini menjadi pilihan bagi para investor pemula.
Yang membedakannya dengan tabungan adalah perihal tingkat bunga dan adanya sistem jatuh tempo.
Biasanya, deposito memberikan suku bunga lebih tinggi dari tabungan biasa, yaitu sekitar 5 hingga 6 persen per tahunnya.
2. Saham
Jenis investasi selanjutnya adalah berupa saham.
Saham memiliki potensi yang sangat baik, namun juga berisiko tinggi.
Saham memiliki keterkaitan dengan kata aset perusahaan.
Jadi, saham merupakan bukti sebuah kepemilikan dari sebuah perusahaan, sehingga saat seseorang membeli saham di suatu perusahaan A, maka pada dasarnya seseorang tersebut sudah membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan yang mengeluarkannya.
Return dari investasi saham berasal dari dividen dan pertumbuhan nilai saham tersebut.
Investor memperoleh dividen yang berasal dari return perusahaan.
Namun, yang menjadi catatan di sini adalah tidak semua perusahaan membagikan dividennya kepada para investornya.
Beberapa perusahaan memberikan pilihan return dari para penanam saham untuk kepentingan dalam mengembangkan bisnisnya.
Untuk memilih saham sebagai bahan investasi, kamu harus benar-benar memiliki pengetahuan.
3. Obligasi
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat untuk pengakuan hutang piutang.
Selaku penerbit surat obligasi, maka terjadi pengakuan telah berhutang kepada pembeli obligasi yang jatuh temponya sesuai dengan waktu yang menjadi mufakat.
Para pelaku yang terlibat investasi obligasi ini adalah debitur selaku penerbit surat dan kreditur atau sering menyebutnya dengan investor selaku kreditur.
Jadi, investasi bernama obligasi ini, pada umumnya terlaksana dengan bisnis yang menyediakan jasa untuk pinjaman modal.
Keuntungan dari investasi obligasi, investor akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada deposito karena suku bunganya lebih tinggi.
Karena mendapatkan keuntungan yang tinggi, investasi obligasi juga memiliki risiko yang cukup besar.
Sebab, apabila peminjam modal mengalami kebangkrutan, maka tidak menutup kemungkinan, piutang tidak terbayarkan.
Jenis Obligasi
1. Obligasi Pemerintah
Obligasi pemerintah merupakan jenis obligasi yang penerbit suratnya resmi dari negara.
Contoh dari obligasi kategori ini adalah Sukuk Negara Tabungan (ST) lalu ada juga Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI) dan Saving Bond Ritel (SBR).
2. Obligasi Korporasi
Obligasi korporasi merupakan jenis obligasi yang penerbitan surat piutangnya oleh perusahaan tertentu.
Bisa melibatkan BUMN ataupun swasta untuk masa jatuh tempo selama minimal 1 tahun.
Oleh karena, obligasi ini tidak melibatkan pemerintah dan risikonya lebih tinggi.
3. Obligasi Municipal
Untuk jenis obligasi yang ini, penerbitan suratnya khusus dilakukan pemerintah daerah.
Sebab, fungsinya untuk membiayai proyek daerah tanpa bergantung dengan pemerintah pusat.
Tujuannya tentu saja untuk membuat daerah berkembang secara mandiri sesuai dengan kondisi di daerah tersebut.
Meskipun sifatnya sama-sama penerbit dari pemerintah, namun obligasi municipal memiliki resiko yang lebih tinggi daripada obligasi pemerintah karena biaya bayar yang lebih tinggi.
Contoh Obligasi
Contoh obligasi yang cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia, yaitu Obligasi Ritel Indonesia atau sering masyarakat menyebutnya ORI.
ORI merupakan obligasi negara yang bisa kamu beli mulai dari Rp1 juta dengan kontrak minimal 4 tahun.
Kamu bisa mendapatkan keuntungan dari jenis investasi pemerintahan berikut ini berupa bung.
Keuntungan bunga dari ORI atau kupon sudah dijamin dengan undang-undang sehingga lebih aman.
4. Reksadana
Jenis dari investasi berikutnya adalah reksadana, yang akhir-akhir ini cukup populer di kalangan masyarakat dan pebisnis.
Reksadana sendiri memiliki definisi sebagai tempat untuk mengumpulkan uang dengan cara kolektif yang kemudian akan dikelola oleh manajer keuangan.
Keuntungan Reksadana
- Investor tidak perlu memiliki dana yang besar apabila ingin berinvestasi.
- Memudahkan investor dalam menginvestasikan dana di pasar modal.
- Menggunakan efisiensi waktu dalam mengelola investasi.
Kerugian Reksadana
1. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan
Disebabkan karena mengalami penurunan harga efek yang masuk dalam portofolio reksa dana tersebut.
2. Risiko Likuiditas
Risiko ini menyangkut kesulitan manajer keuangan apabila sebagian besar pemegang unit melakukan redemption atas unit yang berada di bawah kekuasaannya.
3. Risiko Wanprestasi
Risiko ini dapat timbul apabila perusahaan asuransi yang melakukan investasi asuransi kekayaan reksa dana tidak segera untuk membayarkan ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai yang sudah menjadi kesepakatan.
Jenis dan Cara Beli Reksadana
Jenis portofolio reksadana tersedia dalam berbagai bentuk, seperti reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, dan ada juga reksadana campuran.
Untuk membeli saham berjenis reksadana, umumnya setiap bank di Indonesia memiliki fasilitas untuk pembelian reksadana.
Kamu bisa membelinya di BCA, Bank Mandiri, Bank BNI, dan ada juga di Bank BRI.
Bank yang telah disebutkan diatas umumnya tidak menggunakan reksadana sebagai produk dari suatu perusahaan, namun menyalurkan para pemodal ke manajer investasi yang memiliki relasi dengan bank.
Kamu juga bisa membeli reksadara berbagai platform digital dengan mudah melalui internet.
5. Peer to Peer Lending
Popularitas dari jenis investasi ini semakin hari semakin melesat.
Kemudahan bagi para investornya serta kejelasan hukum yang baik menjadi salah satu keunggulan investasi jenis ini.
Bisa dilihat dengan semakin menjamurnya, perusahaan yang bergerak dalam bidang fintech lending yang menawarkan model bisnis peer to peer lending ini.
Sistem kerjanya adalah kamu meminjamkan sejumlah uang kepada sejumlah pihak, bisa individu ataupun perusahaan.
Kemudian, peminjam harus mengembalikan uangmu ditambah dengan bunga yang disepakati.
Bunga atau return inilah yang jadi keuntunganmu.
Investasi pada Aktiva Riil
1. Investasi Properti
Jenis investasi yang satu ini merupakan salah satu jenis investasi non riil, sebab bukan berupa uang, melainkan berupa bangunan seperti rumah, tanah, gedung, ataupun apartemen.
Bentuk investasi seperti ini cukup aman dan menguntungkan, baik bagi masyarakat maupun para penggiat usaha.
Sebab, harga jual properti terutama di kota besar, makin tahun makin meningkat.
Kemungkinan harga properti turun itu kecil.
Risiko dari Investasi Properti
1. Ketidakpastian Lingkungan
Meskipun investasi properti berkembang cukup signifikan akhir-akhir ini, namun tidak menutup kemungkinan tren ini akan tetap dengan kondisi yang sama ke depannya. Sebab, seperti kita tahu, kondisi pasar properti tidak pernah stabil karena tetap mengikuti perkembangan kondisi ekonomi di negara kita.
Perubahan harga jual properti akan mengikuti pertukaran kurs mata uang.
Semakin lama, semakin meningkat harga jualnya.
Bahkan, kemungkinannya kecil harga properti turun.
2. Lokasi Properti Menjadi Buruk
Investasi properti tentunya akan sangat menurun apabila kondisi dari lokasi properti menjadi buruk.
Kondisi buruk di sini maksudnya adalah apabila ternyata keadaan lingkungan tertimpa suatu bencana alam.
Otomatis ini akan menurunkan harga pasaran dari properti tersebut.
Atau, bisa juga apabila ternyata daerah sepi, terdapat banyak gedung atau rumah yang kosong di sekitarnya.
Tentunya, akan membuat properti di area itu menjadi turun.
- Penyewa yang Kurang Menguntungkan
Setelah mendapatkan penyewa properti yang kamu investasikan, belum tentu itu bisa mendatangkan keuntungan untuk selamanya.
Beberapa hal ini juga bisa memberikan kerugian kepada kita.
Misalnya, penyewa melakukan penunggakan dalam pembayaran, yang berefek pada pemasukan keuangan kita.
Uang yang kamu terima tentu saja tidak akan bisa terjadi perputaran yang nantinya menghambat kita memperoleh keuntungan.
2. Emas
Investasi jenis ini sama dengan menanam modal berupa properti dengan resiko minim dan keuntungan yang cenderung stabil selalu naik.
Umumnya, emas yang diinvestasikan berupa emas mentah atau sering disebut dengan emas batangan.
Sebab, emas batangan dianggap masih murni, dinilai dari beratnya.
Kabar baiknya, investasi emas ini sangat terjangkau bahkan sudah banyak bertebaran aplikasi terpercaya yang bisa menyimpan atau investasi emas.
Mulai dari Rp100, kamu sudah bisa mulai menginvestasikan emas.
Hal ini dirasa sangat membantu masyarakat yang masih belajar dan mencoba di awal atau masyarakat yang berpenghasilan tidak terlalu tinggi.
Risiko dari Investasi Emas
1. Membutuhkan Tempat Ekstra untuk Penyimpanan
Apabila memilih investasi emas, kamu harus menyiapkan tempat penyimpanan emas yang sudah dibeli.
Jika cara menyimpan seperti itu terasa merepotkan, kamu bisa menyimpannya dengan menyewa deposit box yang ada di bank.
Namun, seiring berkembangnya teknologi, kamu saat ini bisa menginvestasikan emas tidak diharuskan menyimpannya secara fisik.
Kamu bisa menginvestasikannya lewat aplikasi resmi yang tersedia dan sudah diakui OJK.
2. Risiko Kehilangan
Apabila kamu tidak bijak dalam melakukan penyimpanan investasi emas, itu akan membuatmu mudah kehilangan emas tersebut.
Apalagi jika emas yang kamu simpan berbentuk perhiasan, yang tentunya senantiasa kamu gunakan untuk sehari-hari atau acara tertentu.
Manfaat Investasi
Mengacu dari definisi penanaman modal, maka, manfaat investasi di antaranya:
1. Persiapan Masa Depan
Melakukan kapitalisasi untuk saat ini tujuannya untuk melakukan persiapan bagi masa depan, mempersiapkan segalanya untuk mendukung kebutuhan hidup di masa depan.
Persiapan tanam modal bisa menjadi penopang apabila di masa mendatang terjadi hal-hal mendadak yang membutuhkan biaya.
Misalnya, sakit namun kita tidak bekerja dan sudah pensiun.
Permodalan bisa membantu kita juga untuk mempersiapkan untuk masa depan generasi selanjutnya ketika nanti sudah berkeluarga.
Umumnya, berguna sebagai tabungan pendidikan anak.
2. Financial Freedom
Menjadi salah satu tujuan menanam modal adalah kebebasan finansial.
Dalam sosial masyarakat terutama di kalangan para pebisnis juga, seseoran dianggap baik dan stabil dalam keuangan apabila sudah bisa memutarkan gaji atau uang simpanannya menjadi keuntungan.
Passive income menjadi gambaran pendapatan tambahan di luar gaji kita saat bekerja.
Sehingga, setiap tahun atau bahkan hitungan bulan, kita bisa mendapat tambahan penghasilan.
Financial freedom terjadi bila passive income ini membuat persiapan keuangan menjadi lebih baik dan stabil.
Sebab, apabila terjadi hal buruk, seperti tiba-tiba harus resign dalam pekerjaan atau usaha kita sedang mengalami keterpurukan, passive income bisa menjadi dana taktis.
3. Melindungi dan Meningkatkan Aset
Investasi bisa melindungi aset antara lain dari terjadinya inflasi.
Sebab, dengan terjadinya inflasi yang berkelanjutan setiap tahunnya, bisa menurunkan nilai dari aset yang kita punya.
Berinvestasi juga bisa mengembangkan kepemilikan aset agar menghasilkan nilai tambah.
Dengan cara ini, maka kita bisa mengurangi bahkan mengimbangi apabila terjadi inflasi.
Apabila kita menanam aset modal berupa tanah atau properti bahkan emas pun, kita bisa kemudian menjualnya kembali di masa depan.
Harga yang kita dapatkan juga kemungkinan besar berkali lipat lebih besar daripada saat kita membelinya.
Dan setelah terjual, kita bisa memutar kembali mendapat uang dengan membeli unit properti yang baru, dan untuk beberapa waktu ke depan bisa menjualnya kembali.
Ini akan sangat menguntungkan bagi para investor.
Namun, kita tetap harus memperhatikan peluang properti kita agar nantinya tidak mengalami kerugian.
4. Membiasakan Diri Mengelola Keuangan dengan Baik
Saat seseorang memutuskan untuk melakukan permodalan, maka orang tersebut akan berupaya untuk mengalokasikan dana atau perolehan uang untuk hal yang penting dan mendesak.
Sebab, uang yang lain harus dia berikan untuk diinvestasikan sehingga otomatis membuatnya hidup lebih hemat.
Dengan begitu, uang yang terkumpul menjadi kepemilikan aset dan kekayaan.
Dan dari aset tersebut, hasil return investment-nya menjadi tambahan untuk kekayaannya.
Maka, pepatah ‘bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian’ tidak hanya sekedar kiasan, namun akan segera terealisasi menjadi kenyataan.
Baca Juga: Tujuan Investasi yang Tepat perlu Kamu pahami
Apa Investasi Pilihan Kamu?
Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa semua investasi itu baik dan tidak ada yang salah atau benar.
Tidak ada pilihan investasi yang paling aman atau paling berisiko.
Sebab, semua itu kembali lagi kepada kebutuhan dan kemampuan sebagai investor.
Mencari informasi dengan cermat serta tidak segan untuk bertanya kepada pihak bank atau pihak yang berkepentingan bisa menjadi salah satu langkah penting untuk mengetahui pilihan mana yang tepat untuk kamu saat ini.
Mulailah dari metode dan prosedur yang tidak terlalu rumit apabila kamu masih awam dan masih belajar dengan nominal yang juga tidak terlalu tinggi.
Namun, apabila kamu di bidang profesional dan nominal yang akan kamu investasikan tinggi, konsultasikan terlebih dahulu kepada ahlinya.
Semua jenis pendanaan sudah pasti akan menawarkan keuntungan dengan risikonya masing-masing.
Semoga penjelasan di atas bisa menjadi referensi kamu untuk memilih investasi yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan kamu.
Tetap pelajari dengan cermat dan detail agar bisa menghindari risiko kerugian.