7 Hal Yang Perlu Diketahui Sebelum Mengimpor Barang Dari Luar Negeri

Peningkatan Layanan dan Pengawasan Ekspor-Impor

7 Hal Yang Perlu Diketahui Sebelum Mengimpor Barang Dari Luar Negeri – Membeli barang dari dalam negeri dan luar negeri (impor) memang dua hal yang berbeda walau kegiatan yang dilakukan sama yakni membeli.

Baca Juga: 10 Ide Bisnis Online yang Wajib Dicoba Sekarang Juga

Hal ini dikarenakan setiap negara memiliki aturan dan prosedur sendiri untuk setiap barang yang akan masuk.

Bagi beberapa perusahaan, kegiatan impor tidak bisa dihindari lantaran bahan baku atau barang impor tersebut sangat penting baik kegiatan impor ini melalui kredit pinjaman tanpa jaminan atau tidak. Artinya, seluruh kegiatan impor oleh siapa saja harus mengikuti prosedur yang berlaku.

Baca Juga: 5 Kesalahpahaman Soal Bisnis yang Harus Dihindari Generasi Millennial

Ada 7 poin penting yang harus Anda ketahui sebelum Anda melakukan kegiatan impor barang dari luar negeri ke dalam negeri. Berikut penjelasannya

7 Hal Yang Perlu Diketahui Sebelum Mengimpor Barang Dari Luar Negeri

1. Tentukan jenis barang impor serta negara asal barang impor tersebut

Penting untuk mengenal HS Code yakni kodifikiasi barang impor yang tercantum di BTKI (Buku Tarif Kepabeanan Indonesia) tahun 2012. Ada cara yang bisa dilkaukan untuk menentukan HS Code yakni;

  • Hitung biaya-bea masuk, PPH dan PPN
  • Hindari masalah pengeluaran barang di kantor Bea dan Cukai
  • Aspek perijinan impor barang bisa diurus sebelum melakukan kegiatan impor

2. Menentukan cara penyarahan barang impor

Disini ada tugas dan tanggungjawab yang harus dilakukan oleh importir dalam mengurus barang impor. Hal ini bisa dinegosiasikan dengan seller.

Baca Juga: 3 Hal yang Paling Disesali Pebisnis Saat Menjalankan Usaha

Namun, biasanya, ada beberapa hal dimana biaya dan resikonya ditanggung oleh importir. Sebagai contoh, ketika membeli barang dari Shanghai, importir memiliki kewajiban untuk mengurus barang tersebut dari mulai barang itu dimuat di kapal di pelabuhan di Shanghai.

Kemudian, urus pengangkutan, baya bea masuk, termasuk PPN dan PPH. Lalu, urus pengeluaran barang dari pelabuhan bongkar sampai mengantar barang tersebut ke tempat importir.


3. Tentukan cara pembayaran impor

Cara pembayaran impor bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti;

Non LC, yakni;

  • Cash in Advance Payment
  • Documentary Collection
  • Open Account

atau dengan Documentary Credit-LC, seperti;

  • Usance
  • Sight LC
  • Red Clause

4. Urus Perijinan Impor

Perijinan impor dibagi menjadi dua yakni perijinan pokok dan perijinan khusus. Perijinan pokok meliputi;

  • Legalitas perusahaan seperti CV dan PT
  • API atau Angka Pengenal Impor seperti API-P atau API-U
  • NIK atau Nomor Induk Kepabeanan

Adapun perijinan khusus yang terkait dengan jenis barang impor tertentu. Contoh, impor buah-buahan maka pihak importir harus memiliki ijin IP Hortikultura (Importir Produsen) atau IT Hortikultura (Importir Terdaftar)


5. Tentukan transporter atau freight forwarder

Importir harus secara tepat memilih siapa pihak transporter atau yang mengurus barang impor. Apa saja yang menjadi tanggungjawab importir yang diberikan kepada transporter atau freight forwarder tergantung dari kesepakatan awal dengan seller.


6. Menentukan jadwal importasi atau pengiriman barang

Jadwal importasi adalah hal yang sangat krusial. Importir harus paham berapa lama barang akan sampai dari mulai perjalanan dari pelabuhan seller sampai ke pelabuhan tujuan, berapa lama proses di kantor Bea dan Cukai sampai barang itu sampai di tangan importir.

Baca Juga: 5 Tips Melakukan Ekspansi Bisnis Khusus untuk Para Womanpreneur

Jangan sampai barang impor yang sudah dibutuhkan ternyata belum sampai karena beberapa hal atau masih ada dalam proses bea cukai. Pastinya, sangat penting memilih transporter yang tepat dan pastikan barang impor tepat waktu.


7. Melakukan kegiatan pengiriman atau importasi barang

Kegiatan pengiriman barang impor diberikan kepada transporter yang sudah ditunjuk importir. Kegiatan ini sangat dipengaruhi dari tipe transaksi yang sudah disepakati oleh seller dan buyer atau importir. Kegiatan importasi barang ini meliputi;

  • Pengurusan pengangkutan barang
  • Pengurusan pengambilan dokumen barang impor
  • Melakukan Custom Clearance Process atau proses pengeluaran barang
  • Melakukan importasi barang ke gudan atau tempat importir.

Jadi, kegiatan importasi barang dari luar negeri ke dalam negeri memang harus sesuai dengan prosedur yang berlaku agar terhindar dari berbagai masalah di kemudian hari.

Baca Juga: 7 Ide Bisnis Tanpa Karyawan yang Mampu Menghasilkan Keuntungan Besar

Hal ini dikarenakan Pemerintah telah melakukan kebijakan khusus untuk menjaga atau mengontrol barang impor yang ada di pasaran lokal untuk daya saing yang sehat.

Selain itu, perhatikan bahwa untuk melakukan kegiatan impor ini membutuhkan modal yang cukup tergantung barang yang akan diimpor. Kredit pinjaman tanpa jaminan juga dibutuhkan oleh sebagian importir.

Simulasi Pinjaman KoinWorks
Ketahui maksimum pinjaman dan cicilan per bulan
+62
Estimasi jumlah maksimum pinjaman

Rp

Estimasi cicilan bulanan
  • Tenor 6 bulan: Rp
  • Tenor 12 bulan: Rp
  • Tenor 24 bulan: Rp

Install aplikasi KoinWorks dan mulai ajukan pinjaman di KoinBisnis!

Ajukan Pinjaman Sekarang

Dapatkan berbagai informasi seputar Pengembangan Bisnis lainnya hanya di KoinWorks.

Tentang Penulis
Kalkulator finansial untuk hitung kebutuhan kamu

Hitung semua keperluan finansial kamu cukup di satu tempat