Pengaruh Investasi Terhadap Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia – Investasi bukan semata-mata mencari keuntungan untuk Anda pribadi. Bahkan ternyata investasi juga dapat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Indonesia.
Mengapa demikian? Salah satu alasannya karena investasi merupakan salah satu komponen dari pendapatan nasional yang dikenal dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP).
Baca juga: Ini Risiko Investasi Obligasi yang Perlu Anda Ketahui!
PDB dan investasi memiliki korelasi positif, dimana jika investasi naik, maka pendapatan nasional juga ikut naik. Dan berlaku sebaliknya, jika investasi turun, maka pendapatan nasional juga turun. Begitulah dampak yang terjadi antara keduanya.
Dalam meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Indonesia, dibutuhkan peran strategis yaitu berupa pembentukan modal. Pembentukan stok modal inilah yang bersumber dari kegiatan investasi atau pendanaan di sejumlah pasar keuangan.
Modal yang ditanam oleh para investor (baik perusahaan maupun individu) akan sangat membantu perekonomian dalam menambah stok modal yang dibutuhkan.
Baca juga: 5 Games Termahal di Dunia, Bisa Dijadikan Sebagai Investasi Lho
Modal-modal tersebut ditujukan untuk proses produksi, sehingga akan menghasilkan barang dan jasa yang tentunya dapat digunakan oleh seluruh masyarakat di masa mendatang.
Walaupun begitu, investasi bukanlah tolok ukur kondisi perekonomian Indonesia. Sebab, sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhinya selain dari investasi.
Dalam hal ini, investasi hanya sebagai salah satu alasan bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Indonesia yang lebih baik dan lebih maju.
Realisasi Investasi Penanaman Modal Indonesia
Belakangan ini, Indonesia memiliki kabar baik terkait perekonomian Indonesia. Berkat warga negara dan komponen bangsa yang telah berusaha keras memajukan negara ini, sedikit demi sedikit tantangan berhasil dilalui.
Terlihat dari berbagai perusahaan (dan juga pemerintahan) yang memudahkan para pendana untuk melakukan investasi. Mulai dari Peer-to-Peer Lending, hingga saham dan obligasi. Semuanya merupakan alternatif investasi yang diminati oleh para investor.
Menurut laporan Bank Dunia, Indonesia berada di peringkat 72 dari 190 negara berdasarkan kategori Kemudahan Berusaha atau Ease of Doing Business (EoDB). World Investment Report 2018 juga menunjukkan bahwa terjadi pertumbuhan investasi yang signifikan pada Foreign Direct Investment (FDI) ke Indonesia.
Selain itu, lembaga pemeringkat (Fitch Rating) membuat Sovereign Credit Rating Indonesia ada pada peringkat BBB. Hal tersebut mencerminkan sebuah keyakinan atas perekonomian Indonesia dan resiliensi sektor eksternal Indonesia di tengah kondisi ekonomi global saat ini.
Selama triwulan II (2019), realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 95,6 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 104,9 triliun. Persentase PMDN dan PMA naik sebesar 18.6% dan 9.6% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2018.
Pada kuartal I (2019), realisasi investasi mengalami peningkatan sebesar 5.3% menjadi Rp 195,1 triliun dibandingkan dengan tahun 2018.
Tantangan Untuk Masa Depan
Harapan untuk masa mendatang, Indonesia bisa berada di peringkat 40 besar dalam kemudahan berinvestasi. Dengan demikian, pertumbuhan dan pengembangan ekonomi Indonesia juga akan semakin maju.
Oleh karena itu, perlu ada kerja keras dari lembaga untuk memangkas 50% dari 42.000 regulasi yang dianggap menghambat proses masuknya kegiatan investasi ke Indonesia.
Dalam rangka memajukan pertumbuhan ekonomi, juga dibutuhkan pemerataan pembangunan infrastruktur untuk menyerap SDM sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah, seperti akselerasi perbaikan dan pembangunan investasi (terutama di bidang infrastruktur), diharapkan dapat terhubung dengan sentra-sentra ekonomi produktif.
Sektor swasta merupakan salah satu investor yang berpotensi besar untuk membantu proses perkembangan infrastruktur di negara ini, baik melalui pasar obligasi maupun sekuritisasi utang. Itulah alasan mengapa pemerintahan membuka aset infrastruktur yang ada kepada sektor swasta.
Setelah membaca penjelasan di atas, apakah timbul keinginan Anda untuk berinvestasi? Pasti iya dong?
Ada salah satu perusahaan fintech Indonesia yang menerapkan sistem Peer-to-Peer Lending yaitu KoinWorks. Anda bisa mulai mendanai di KoinWorks tanpa perlu khawatir soal keamanannya karena saat ini KoinWorks sendiri sudah diawasi langsung dan terdaftar resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain bisa membantu kemajuan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Indonesia, Anda juga bisa mendapatkan imbal hasil hingga 21.32% per tahunnya.
Bagi Anda yang masih ragu untuk berinvestasi, coba sisihkan dana Anda minimal Rp100.000 untuk mendanai di KoinWorks. Anda akan melihat bagaimana sistem Peer-to-Peer Lending ini bekerja secara aktif dan menghasilkan keuntungan.
Kini, sudah ada lho aplikasi KoinWorks yang akan memudahkan setiap kegiatan pendanaan Anda. Jadi, tunggu apa lagi? Ayo mulai sekarang juga!