Misi Sosial Benedicto Haryono Melalui KoinWorks – Mendapatkan gelar dari universitas di luar negeri dan jabatan nyaman di perusahaan ternyata bukan tujuan hidup utama dari Benedicto Haryono.
Pria kelahiran 10 Maret 1982 ini, mendirikan perusahaan rintisan di bidang teknologi keuangan, KoinWorks. Benedicto meraih gelar MBA dari IESE Business School, University of Navarra, Spanyol, dan BSE Industrial Engineering dari University of Michigan, Ann Arbor, AS.
Baca Juga: The Working Koin
Melalui KoinWorks, Ben- sapaan akrabnya- berharap dapat memberikan akses pendanaan yang lebih luas kepada UKM online serta membantu masyarakat meningkatkan taraf pendidikannya.
Terlihat dari pencapaian KoinWorks yang terbilang hebat, walaupun baru didirikan setahun. Sudah ada puluhan ribu investor siap menyuntikkan modal usaha kepada UKM yang terdaftar di KoinWorks.
KoinWorks, yang dibesut Ben melalui PT Lunaria Annua Teknologi pada Februari 2015, bergerak di bidang peer to peer (P2P) Lending.
Baca Juga: KoinWorks Gandeng Binus Online Learning sebagai Produk KoinPintar
Lewat KoinWorks yang berplatform online, Ben berupaya memfasilitasi kebutuhan para peminjam dengan para investor tanpa tatap muka.
Pelaku bisnis khususnya yang belum terjamah bank, menjadi focus KoinWorks. “Sejak 2012, kami sudah memikirkan untuk terjun ke peer to peer lending. Salah satu tantangannya adalah proses underwriting online.
Akhirnya, semua itu bisa terwujud dan kami memutuskan untuk mendirikan KoinWorks pada 2015, beroperasi secara BETA sejak Maret 2016 dan full launching 5 bulan setelahnya, Agustus,” papar Ben di kantornya, di jalan Sungai Gerong, Jakarta Pusat.
Baca Juga: Lewat KoinPintar, Pembiayaan Kuliah Makin Mudah
Pria yang menduduki kursi Non Executive Board Member di Indoseaweed dan Bedec Pte. Ltd. Singapore ini memaparkan, ia memilih industri peminjaman P2P lantaran lahan bisnis ini scalable alias memungkinkan untuk tumbuh besar.
Selain itu, ia ingin menekuni social enterprise, membantu mengatasi permasalahan sosial tetapi melalui metode bisnis.
Ia yakin, model bisnis sosial merupakan solusi ampuh untuk menjalankan misi menolong sesama secara berkelanjutan.
Baca Juga: Dana Proteksi KoinWorks Untuk Para Pemberi Pinjaman
“Kami ingin social enterprise, dan tidak ingin donation based. Karena dengan pinjaman, para peminjam memiliki tanggung jawab untuk mengembalikannya,” kata anak ketiga dari empat bersaudara yang hobi membaca majalah The Economist itu.
Bersama rekan-rekannya, Ben memilih sasaran yang akan “ditolong” yakni bisnis UKM yang bergerak online alias daring.
Pasalnya, banyak pengusaha UKM daring yang kesulitan mengakses pinjaman perbankan. Di sisi lain, factor “kemudahan” pelacakan bisnis daring memungkinkan tim KoinWorks memverifikasi bisnis dari layar komputer.
Baca Juga: Peer to Peer: Mengisi Celah yang Ditinggalkan
“Bisnis online relatif lebih mudah diverifikasi. Kami cek akun dia di media sosial, testimony pelanggan dan rekam jejaknya setahun terakhir. Jika oke, kami terima sebagai calon peminjam,” Jelas Ben.
Sementara untuk investor, Ben berupaya membuka kesempatan seluas mungkin. KoinWorks membuka investasi dari kelas “receh” Rp 100 ribu sampai tak terbatas.
Para investor dapat memilih peminjam yang diminatinya hanya melalui website dan aplikasi KoinWorks di ponsel pintar mereka.
Dipermudah oleh fitur Multi Auto Purchase yang memungkinkan investor masuk hingga ke 100 penawaran pinjaman dengan bunga hingga 18% per tahun secara otomatis.
Baca Juga: KoinWorks Dorong Perkembangan Bisnis Online Seller
Peminjam dapat mengajukan pinjaman mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 500 juta dengan tenor maksimal 24 bulan. Bunga yang dikenakan menurut Ben, lebih murah daripada bunga kartu kredit maupun kredit tanpa agunan.
“Kalau KTA bisa mencapai 2,5% per bulan, jadi kalau setahun, cukup tinggi. Kami di bawah itu.” Katanya. Keuntungan KoinWorks berasal dari fee sebesar 3-5% dari nilai pinjaman yang diajukan.
Ben memahami, faktor keamanan investasi menjadi perhatian utama para investor. Karena itu, pihaknya sejak awal menjadikan keamanan sebagai dasar pertumbuhan KoinWorks.
Baca Juga: Koinworks Bekerja Sama dengan Pefindo
Itu sebabnya, pada April 2017, KoinWorks menjadi salah satu perusahaan teknologi finansial P2P lending pertama yang terdaftar resmi di OJK. Dengan logo OJK di KoinWorks, Ben yakin, kepercayaan investor akan meningkat pesat.
September lalu, KoinWorks memperkenalkan fitur perlindungan Dana Proteksi. Fitur ini menimalisasi kerugian investor apabila ada pinjaman yang gagal bayar. Dana proteksi berkisar 20% hingga 100% dan dipilih oleh investor sendiri.
“Sejak awal kami selalu focus pada perlindungan pengguna. Karena itu, kami berinisiatif merilis fitur Dana Proteksi yang memberikan perlindungan untuk menutup sebagian kerugian investor,” kata Ben.
Baca Juga: Fitur Baru KoinWorks, Memberi Kemudahan Bagi 10.000 Investor
Inovasi KoinWorks tidak berhenti sampai disitu. KoinWorks merilis program baru bernama KoinPintar. Program ini berasal keprihatinan Ben atas banyaknya orang yang tak mampu meneruskan pendidikan lebih tinggi sehingga memupus harapan peningkatkan taraf hidup.
Melalui KoinPintarm KoinWorks memungkinkan pinjaman dana pendidikan, cicilannya mulai Rp 500 ribu per bulan dengan rentang tenor 6-24 bulan dan bunga 9-12,5%.
Terdapat banyak pilihan jenis pendidikan. Mulai dari web developer, kursus pemasaran digital, kursus desain, hingga kuliner. Sejauh ini, sudah terdapat 9 lembaga kursus yang bekerjasama dengan KoinWorks. Bahkan, Binus Online Learning turut bergabung.
Baca Juga: KoinWorks Memantapkan Fitur Multi Auto Purchase Untuk 10.000 Investor yang Telah Bergabung
Berkat inovasi itu, sejauh ini KoinWorks mampu meraih 25 ribu lebih investor terdaftar dan 450 peminjam dengan jumlah pinjaman yang disalurkan mencapai Rp 45 miliar.
“Pertumbuhan cukup sehat, bisa 200-400% per tahun. Tapi yang penting, kualitas tetap terjaga,” kata Ben seraya menyebutkan, KoinWorks mampu menjaga non performing loan 0% selama setahun lebih beroperasi. (DN)
Media: Majalah SWA edisi 6 November 2017 Section News.