Jangan Percaya, Mitos Tentang Keuangan Ini Ternyata Keliru! – Sudah sejauh mana kamu tahu tentang fundamental keuangan? Sebagian dari kamu pasti sudah mengenal sampai instrumen investasi, atau bahkan di antaranya sudah sempat bermain saham.
Kamu tahu tidak, di samping fakta-fakta mengenai keuangan, sebenarnya ada pula mitos-mitos keuangan yang beredar di masyarakat. Tapi, tidak banyak yang sadar bahwa yang dipercayai itu ternyata adalah sebuah mitos yang keliru.
Ini dikarenakan kurangnya wawasan dan pengetahuan tentang hal yang dianggap mitos tersebut. Oleh karena itu, hampir seluruh masyarakat di dunia mempercayainya begitu saja.
Nah, pada artikel kali ini akan diulas secara singkat mengenai mitos finansial yang perlu kamu ketahui, sehingga kamu tidak perlu lagi untuk mempercayainya.
Yuk, simak lebih jelas!
Daftar Isi
- Jangan Percaya, Mitos Tentang Keuangan Ini Ternyata Keliru!
- “Perkecil utang kartu kredit kamu setiap bulan, maka skor kredit kamu menjadi lebih bagus”
- “Investasi saham terlalu berisiko”
- “Investasi properti adalah investasi terbaik”
- “Menyewa sama saja membuang uang”
- “Tidak perlu membuat anggaran keuangan, selama saya mengetahui kemana perginya semua uang yang saya miliki”
- “Satu rupiah yang disimpan adalah satu rupiah yang didapat”
- “Saya terlalu muda dan tidak memiliki cukup uang untuk mulai menabung demi pensiun”
- “Bayar pinjaman pendidikan terlebih dulu sebelum mulai merencanakan masa depan”
- “Harga jual adalah harga terendah”
- “Uang cash adalah segalanya”
Jangan Percaya, Mitos Tentang Keuangan Ini Ternyata Keliru!
“Perkecil utang kartu kredit kamu setiap bulan, maka skor kredit kamu menjadi lebih bagus”
Pernyataan di atas adalah mitos. Sebenarnya yang lebih baik yaitu tidak pernah berutang pada hal apa pun.
Kartu kredit memang penting untuk masa mendatang, bayar cicilan rumah atau mengajukan pinjaman lain misalnya.
Bahkan, setiap orang dianjurkan untuk memiliki kartu kredit dan sering menggunakannya untuk segala jenis kebutuhan berbentuk cicilan atau tagihan bulanan.
Baca juga: Seberapa Penting Credit Score Bagi Kelancaran Finansial Anda?
Justru, semakin sering kamu menggunakan kartu kredit untuk membayar berbagai tagihan, maka skor kredit kamu akan semakin bagus. Dengan syarat, kamu mampu melunasi seluruh tagihan tersebut secara rutin, alias tidak pernah menunggak.
Dan, semakin tinggi skor kredit kamu, maka semakin mudah bagi kamu untuk mendapatkan persetujuan pengajuan pinjaman di masa depan.
“Investasi saham terlalu berisiko”
Tidak hanya investasi saham, investasi di pasar modal lainnya seperti reksa dana atau surat utang (obligasi) juga memiliki risiko.
Pasar saham memang memiliki titik puncak kenaikan dan penurunan yang tidak menentu, tapi secara historis, pasar saham selalu naik seiring berjalannya waktu.
Maka dari itu, pastikan kamu mengikuti prinsip-prinsip dasar berinvestasi saham untuk mendapatkan pengembalian sekaligus imbal hasil yang solid.
Besarnya risiko pada masing-masing instrumen investasi bisa dipilih sesuka hati dan sesuai kebutuhan, kok. Tidak semua investasi saham berisiko tinggi, begitu pula dengan investasi reksa dana dan obligasi.
Selain itu, pendanaan online seperti Peer-to-Peer Lending KoinWorks yang sudah berizin resmi OJK ini juga memiliki risiko yang bervariatif. Dengan modal Rp100.000, kamu berkesempatan mendapat mbal hasil mencapai 18% p.a. per tahunnya.
Keputusan ada di tangan kamu. Pilih risiko yang sesuai, dan mulailah mendanai!
“Investasi properti adalah investasi terbaik”
Pada poin sebelumnya, sempat dijelaskan bahwa setiap jenis investasi dan pendanaan memiliki risiko. Pernyataan tersebut berlaku juga untuk investasi properti.
Bahkan, sebenarnya dari sekian banyak instrumen, investasi properti ini merupakan investasi dengan risiko yang cukup tinggi. Modalnya pun juga tidak sedikit, paling tidak kamu harus memiliki tanah dan rumah yang dibangun sendiri.
Kamu memiliki tanggung jawab atas rumah yang kamu investasikan. Mulai dari perawatan properti dan wilayah di sekitarnya, hingga perbaikan jika ada properti yang rusak (atau hilang).
Belum lagi, kamu harus siap dan mampu bersikap saat ada kondisi tidak terduga yang mengharuskan kamu menjual properti tersebut, padahal harga pasar sedang turun.
Cukup menantang, ya?
“Menyewa sama saja membuang uang”
Mitos tentang keuangan yang satu ini sering terbersit dalam pikiran banyak orang di dunia. Membeli dan menyewa merupakan suatu keputusan atas kebutuhan dalam menjalani hidup.
Sama halnya dengan membeli makanan yang padahal pada akhirnya dibuang ke toilet, apakah itu sama saja dengan membuang-buang uang? Tentu saja tidak. Ini yang dinamakan kebutuhan untuk bertahan hidup.
Keputusan untuk menyewa rumah sudah pasti disesuaikan dengan kondisi ekonomi dan sosial, yang terpenting bisa memiliki tempat tinggal untuk berlindung. Bukankah begitu?
“Tidak perlu membuat anggaran keuangan, selama saya mengetahui kemana perginya semua uang yang saya miliki”
Tujuan membuat anggaran keuangan bukan semata-mata mengetahui berapa besarnya biaya yang kamu keluarkan setiap bulan.
Pembuatan anggaran ini berkaitan dengan rencana masa depan kamu, lho.
Jika kamu memiliki banyak tujuan keuangan, seperti melakukan perjalanan jauh ke luar negeri, membeli rumah, hingga pensiun dini, maka kamu perlu mengatur anggaran untuk memastikan bahwa kamu akan benar-benar mewujudkannya.
Baca juga: Ada 4 Tipe Pembeli Online di Indonesia, Kamu Termasuk yang Mana?
Tentu saja, ini akan memudahkan kamu dalam mencapai goals finansial kamu itu. Kamu akan mengetahui bagian mana yang kurang dan bagian mana yang perlu dorongan finansial lebih kuat.
“Satu rupiah yang disimpan adalah satu rupiah yang didapat”
Mungkin, kamu menganggap pernyataan ini adalah benar.
Tapi, pada kenyataannya, satu rupiah yang kamu simpan tidak akan sama nilainya dengan 5 tahun yang akan datang.
Jika kamu paham mengenai inflasi keuangan, kamu mungkin akan lebih menyadari dan lebih mempersiapkan segala hal agar kamu tidak merasa dirugikan.
Berkaitan dengan inflasi, meningkatnya biaya hidup juga bisa mengurangi nominal satu rupiah yang kamu simpan.
Katakanlah, harga beras saat ini hanya Rp8.000 per liternya. Pada 5 tahun atau 10 tahun mendatang, harga beras bisa naik menjadi 2x sampai 3x lipat dari harga sekarang.
Inilah yang menjadi alasan betapa pentingnya mengelola keuangan berdasarkan catatan rencana anggaran yang telah dibuat.
“Saya terlalu muda dan tidak memiliki cukup uang untuk mulai menabung demi pensiun”
Pernyataan ini hanya untuk orang yang tidak percaya diri dan tidak ada keinginan untuk bahagia di masa pensiun.
Siapa pun bisa menabung, kok, yang terpenting adalah adanya keinginan kuat dalam diri untuk menyisihkan sebagian pendapatan ke tabungan pensiun. Berapa rupiahpun yang kamu miliki, jika tidak ada komitmen, maka tabungan pensiun tidak akan terkumpul.
Mengingat nilai satu rupiah yang disimpan tidak benar-benar menjadi satu rupiah di masa mendatang, ini terjadi karena inflasi. Maka dari itu, periksa anggaran kamu dan mulai pisahkan rencana tabungan pensiun ke dalamnya.
Kumpulkan tekad demi masa pensiun kamu yang bahagia dan nyaman, yuk!
“Bayar pinjaman pendidikan terlebih dulu sebelum mulai merencanakan masa depan”
Pinjaman pendidikan termasuk dalam kategori utang yang baik, di mana utang tidak dapat merusak skor kredit kamu.
Membayar utang tidak ada hubungannya dengan merencanakan masa depan. Memang, tidak boleh menunda membayar utang, jika memang sudah jatuh tempo maka segeralah lunasi utang tersebut.
Walaupun utang kamu belum lunas, kamu tetap harus mulai merencanakan keuangan masa mendatang. Pisahkan pendapatan kamu untuk kemudian dialokasikan ke pembayaran utang pendidikan dan kebutuhan/tagihan lainnya secara bersamaan.
“Harga jual adalah harga terendah”
Setiap pebisnis memiliki strategi masing-masing untuk meningkatkan penjualan mereka. Biasanya, mereka akan menaikkan harga beberapa persen sebagai harga jual suatu produk.
Misalnya, harga jual normal sebuah kemeja premium yang dijual di pasar yaitu Rp150.000. Pada saat liburan akhir tahun, harga dinaikkan sampai Rp200.000 lalu dicoret karena promosi dan kembali diberikan harga normal yaitu Rp150.000.
Baca juga: Sering Mengalami Emotional Spending? Lakukan Hal-Hal Ini Untuk Mencegahnya!
Dengan demikian, banyak orang yang menganggap bahwa toko tersebut memberi harga Rp50.000 lebih murah dari harga normal. Padahal harganya memang segitu dari awal sebelum memasuki musim liburan akhir tahun.
Sebuah taktik pemasaran yang jitu bukan?
Oleh karena itu, berhati-hatilah, kamu bisa terserang emotional spending. Di mana kamu membeli produk tersebut hanya karena sedang diskon, padahal tidak terlalu membutuhkannya.
“Uang cash adalah segalanya”
Memang, dengan memiliki dan menyimpan cash, akan lebih mudah pengelolaannya. Tidak akan ada potongan biaya administrasi tambahan yang berlaku, sehingga uang kamu tidak tergerus habis nantinya.
Tapi, memiliki uang cash juga banyak kelemahannya, terutama ketika terjadi kehilangan. Kamu tidak akan bisa melacaknya dan juga menahannya agar tidak dihabiskan oleh orang lain.
Baca juga: Memanfaatkan Sistem Online Food Delivery, Hemat atau Malah Boros?
Berbeda dengan saat kamu kehilangan kartu debit atau kartu kredit. Kamu akan dengan mudah memblokir dan membatasi penggunaan kartu yang hilang tersebut hanya dengan mengunjungi bank terkait atau melalui online.
Dengan menggunakan uang elektronik, kartu debit, kartu kredit, dan semacamnya, kamu akan mendapat banyak keuntungan berupa promo atau diskon pembelian produk tertentu. Lebih hemat bukan?
Bagaimana? Masih percaya mitos-mitos keuangan di atas? Usahakan untuk mencari terlebih dahulu informasi mengenai sesuatu yang kamu ragukan ya, sebelum akhirnya menyimpulkan.
Referensi; TheConfusedMillenial