Bagaimana ya cara buat laporan keuangan untuk usaha?
Kamu di tempat yang tepat karena di sini kami akan membahas langkah-langkah lengkapnya.
Laporan keuangan sendiri adalah laporan yang menunjukan bagaimana keadaan finansial usaha dalam periode tertentu.
Adapun, laporan keuangan ini sangat penting dalam menjalankan usaha.
Alasannya, karena pemilik usaha bisa mengetahui sebenarnya bagaimana keadannya bisnisnya, sehingga nantinya bisa mengambil keputusan bisnis yang paling tepat untuk masa depan perusahaan.
Dikarenakan laporan keuangan sangatlah krusial keberadaannya untuk keberlangsungan sebuah usaha, maka harus dibuat secara konsisten setiap bulannya.
Lalu kemudian, biasanya bisa dikelompokan per kuartal dan per tahun, dalam rangka untuk melakukan evaluasi.
Yuk mulai buat laporan keuangan untuk usaha kamu!
Ambil buku catatanmu, lalu catat hal-hal penting di bawah ini.
Daftar Isi
- 1. Mencatat Transaksi Pemasukan dan Pengeluaran di Jurnal Umum
- 2. Mengelompokan Transaksi Yang Sering Berulang di Jurnal Khusus
- 3. Menggabungkan Seluruh Pencatatan ke Buku Besar (General Ledger)
- 4. Menyesuaikan Transaksi Yang Manfaatnya Belum Terpakai di Satu Periode Jurnal Penyesuaian
- 5. Mengelompokan Seluruh Transaksi di Neraca Lajur/Worksheet
- 6. Mencatat Pendapatan dan Pengeluaran di Laporan Laba-Rugi
- 7. Membuat Laporan Neraca Keuangan (Balance Sheet)
- 8. Catat Pendapatan dan Pengeluaran Kas Dalam Laporan Arus Kas
- 9. Komunikasikan Performa Penanaman Modal Investor Melalui Laporan Perubahan Modal
- 10. Komunikasikan Pencatatan dan Pelaporan Yang Khusus Pada Catatan Laporan Keuangan
- 11. Memulai Lembaran Akuntansi Periode Baru dengan Jurnal Penutupan Buku
1. Mencatat Transaksi Pemasukan dan Pengeluaran di Jurnal Umum
Dalam cara buat laporan keuangan, jurnal umum adalah bagian penting untuk memberikan laporan transaksi keuangan secara kronologi pada perusahaan.
Nantinya di dalam jurnal umum kamu harus mencatat secara rinci mulai dari tanggal, nama transaksi jumlah atau nominal, hingga keterangan lainnya.
Sebelum membahas lebih lanjut, mari kita ketahui lebih dulu sebenarnya apa itu jurnal umum?
Apa Itu Jurnal Umum dan Fungsinya
Jurnal umum adalah bisa dibilang sebuah catatan harian dari segala jenis bukti adanya transaksi keuangan perusahaan dalam periode tertentu.
Bagi perusahaan jasa, jurnal umum bisa dipakai untuk mencatat segala jenis transaksi secara kronologis.
Sedangkan bagi perusahaan dagang, akan lebih efektif menggunakan jurnal khusus yang akan kita bahas lebih lanjut di bagian berikutnya.
Fungsi Jurnal Umum
Sebelumnya sudah disebutkan bahwa jurnal umum biasanya merupakan cara buat laporan keuangan yang dipakai untuk perusahaan jasa.
Berikut adalah fungsi penting:
1. Fungsi Historis
Mencatat jurnal berdasarkan urutan waktu atau tanggal terjadinya transaksi tersebut.
Nantinya kamu harus mendahulukan untuk mencatat transaksi perusahaan sehari-hari yang terjadi lebih dulu.
2. Fungsi Pencatatan
Keharusan untuk mencatat seluruh transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan.
Dalam melakukan pencatatan, jurnal ini bisa digunakan untuk menentukan ke akun mana dan dengan nominal berapa transaksi dicatat.
Pembahasan tentang akun akan kami bahas selanjutnya.
3. Fungsi Analisis
Berfungsi untuk menentukan nama akun, jumlah uang, yang mana bukti transaksi yang terlebih dahulu harus dianalisa, dan juga menentukan apa akun yang terpengaruh dengan transaksi tersebut. (debit atau kredit).
4. Fungsi Instruksi
Jurnal akan menjadi sebuah perintah untuk mendebit atau mengkredit akun sesuai dengan catatan dalam jurnal.
Nantinya hal ini akan bermanfaat ketika proses memasukkan data ke buku besar.
5. Fungsi Informatif
Catatan yang ada dalam jurnal umum dapat memberikan penjelasan terkait bukti pencatatan yang terjadi, seperti tanggal, nama akun, keterangan singkat hingga jumlah uang.
Cara Mencatat dan Penempatan Akun Dalam Jurnal Umum
- Lakukan analisis dan tentukan akun apa yang terpengaruh dari transaksi tersebut. Apakah aset, utang, modal, biaya atau pendapatan?
- Lakukan analisa terhadap akun yang terpengaruh tersebut, menaikan atau menurunkan nilainya?
- Lakukan analisis terhadap kenaikan atau penurunan nilai akun lalu tentukan pada sisi mana hal tersebut harus dicatat (debit atau kredit).
Hal-Hal yang harus dicatat dalam jurnal umum?
- Catat rincian penjualan sekaligus data konsumen dan invoice yang ada dari tiap transaksi yang terjadi.
- Catat rincian harga modal atau harga pokok penjualan dari barang yang kita jual.
- Perlu diingat bahwa ini tidak termasuk dari harga modal dari barang yang masih ada di gudang, karena itu akan dicatat terpisah pada persediaan / inventory.
- Adapun hal ini akan dicatat pada ayat jurnal penyesuaian yang akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.
- Jika perusahaan bergerak di bidang jasa, maka masukkan juga biaya operasional dan pendapatan lain-lain (di luar produk dan jasa) jika ada dalam sebuah buku kas.
Baca Juga: Tips Efisiensi Cost Operasional Dalam Bisnis Skincare
Penempatan akun yang tepat dalam jurnal umum
Dalam jurnal umum, nantinya kamu harus menempatkan transaksi keuangan yang terjadi pada akun-akun yang ada.
Adapun ada lima akun yang perlu kamu ketahui:
- Aset
- Utang
- Modal
- Pendapatan
- Beban
Simak tabel berikut untuk mengetahui penempatannya.
Nama Akun | Debit | Kredit | Saldo Normal |
---|---|---|---|
Aset (harta/aktiva) | + | – | Debit |
Utang (Kewajiban) | – | + | Kredit |
Modal | – | + | Kredit |
Pendapatan | – | + | Kredit |
Beban | + | – | Debit |
Keterangan:
- Jika aset bertambah, maka catatlah pada posisi debit, sedangkan jika berkurang maka tempatkan pada posisi kredit.
- Saat utang bertambah maka catatlah pada posisi kredit, lalu jika berkurang ada pada posisi debit.
- Jika modal bertambah catatlah pada posisi kredit, sebaliknya jika berkurang maka ada di posisi debit.
- Kalau pendapatan bertahan, catat pada posisi keredit, jika berkurang maka ada di posisi debit.
- Terakhir, jika beban bertambah maka bisa dicatat pada posisi debit, namun jika berkurang dicatat pada posisi kredit.
Contoh Studi Kasus Membuat Jurnal Umum
- Tanggal 2 Maret, Ibu Sinta mendirikan usaha menjahit dengan nama “Sintailor” dan menyetor modal sebesar Rp20,000,000.
- Tanggal 6 Maret dibeli peralatan jahit secara tunai seharga Rp2,500,000.
- Tanggal 7 Maret dibeli kembali perlengkapan lain secara kredit senilai Rp1,000,000.
- Tanggal 15 Maret diterima uang atas jasa jahit yang telah dikerjakan sebesar Rp750,000.
- Tanggal 23 Maret dibayar biaya listrik sebesar Rp250,000.
Berikut cara pencatatannya:
Keterangan:
- Nomor bukti diisi sesuai dengan nomor bukti transaksi yang terjadi.
- Ref diisi saat dimasukan/diposting ke dalam buku besar.
2. Mengelompokan Transaksi Yang Sering Berulang di Jurnal Khusus
Selanjutnya kita akan membahas bagaimana cara membuat jurnal khusus.
Adapun jurnal khusus ini, sebenarnya tidak wajib dilakukan untuk usaha yang cenderung masih kecil, dan lebih diperuntukan bagi usaha yang mempunyai transaksi banyak.
Contohnya seperti transaksi pembelian atau penjualan berulang berdasarkan jenisnya dan memiliki kategori yang banyak, dalam hal ini misalnya jenis perusahaan dagang.
Alasan Dibuat Jurnal Khusus dan Bedanya Dengan Jurnal Umum
Kenapa harus dibuat jurnal khusus?
Karena dengan jurnal umum saja, biasanya tidak cukup untuk perusahaan dengan kriteria di atas dalam mengidentifikasi transaksi-transaksi krusial setiap bulannya.
Perbedaan jurnal khusus dan jurnal umum
Jurnal Umum | Jurnal Khusus |
---|---|
Mencatat semua transaksi yang dilakukan perusahaan. | Mencatat transaksi yang sejenis dan sering terjadi. |
Terdiri dari kolom tanggal, akun, keterangan, referensi (ref), dan jumlah yang terdiri atas kredit dan debit. | Bentuk jurnal disesuaikan dengan kolom-kolom yang diperlukan dalam mencatat transaksi sejenis. |
Semua transaksi hanya dicatat pada satu jurnal saja | Transaksi yang terjadi harus dicatat sesuai dengan jenisnya dalam beberapa jenis jurnal yang berbeda |
Posting dari jurnal ke buku besar dilakukan langsung setiap terjadi transaksi. | Posting dari jurnal ke buku besar dilakukan secara berkala dan kolektif. |
Pencatatan dapat dilakukan oleh satu orang untuk jurnal umum | Pencatatan dilakukan oleh banyak orang |
Digunakan hanya pada perusahaan jasa dan perusahaan dagang yang masih tergolong kecil | Digunakan oleh perusahaan besar serta memiliki transaksi yang sejenis dan terjadi secara berulang-ulang sehingga membutuhkan teknik pencatatan secara khusus. |
Fungsi dari jurnal umum berdasarkan kegunaan dari jurnal tersebut | Fungsi jurnal khusus berdasarkan dari jenis jurnal yang telah dikelompokkan. |
Jenis-Jenis Jurnal Khusus dan Cara Membuatnya
Dalam jurnal khusus ada bermacam-macam jenis yang dikelompokkan menjadi empat macam.
Berikut jenis-jenis yang harus kamu pahami dan cara penulisannya.
1. Jurnal Pembelian
Jenis jurnal ini dikhususkan untuk mencatat semua transaksi pembelian barang dagang secara kredit seperti peralatan serta aktiva lain.
Adapun, jurnal ini berfungsi untuk menyederhanakan pencatatan dan memudahkan pembukuan transaksi besar yang terjadi setiap harinya sesuai tanggal.
Di akhir periode, catatan dalam jurnal ini akan diringkas dalam buku besar.
Cara Membuat Jurnal Khusus Pembelian
Cara buat laporan keuangan dalam hal ini jurnal khusus pembelian, maka kamu harus membagi transaksi berdasarkan berikut:
- Pembelian barang dagang kredit.
- Pembelian perlengkapan kredit.
- Pembelian lain-lain kredit atau serba serbi.
Supaya lebih jelas dalam melakukan pencatatan jurnal khusus pembelian, maka kita simak dahulu ilustrasi transaksi berikut:
- Tanggal 1 Juni, dibeli barang dagang sejumlah Rp2,000,000 dengan syarat 3/10, n/30 dari PT Aneka.
- Tanggal 8 Juni, dibeli barang dagang senilai Rp1,500,000 dari PT Oke secara kredit.
- Tanggal 11 Juni, dibeli perlengkapan dari CV Vici sebesar Rp3,550,000 dengan syarat 3/10, n/30.
- Pada tanggal 15 Juni, dibeli peralatan kantor dari CV Bara sebesar Rp2,500,000 dengan syarat EOM.
- Dibeli barang dagang dari FA Sakti seharga Rp3,000,000 pada 17 Juni dengan syarat 3/10, n/30.
Berikut cara pencatatannya:
Keterangan tambahan:
Walaupun tidak disebutkan jika transaksi dilakukan secara kredit, namun dengan adanya syarat pembayaran 3/10, n/30 atau EOM, sudah menjelaskan bahwa pembelian dilakukan secara kredit.
Syarat pembayaran 3/10, n/30 dapat diartikan, terdapat jangka waktu 30 hari untuk melakukan pelunasan. Jika pelunasan dilakukan 3-10 hari dari terjadinya transaksi maka, akan dikenakan potongan harga sebesar 3%.
Sehingga kalau pelunasan dilakukan setelah hari ke-10, maka tidak dikenakan potongan harga.
Sedangkan syarat pembayaran EOM dapat diartikan bahwa pembayaran dilakukan End of Month atau akhir bulan terjadinya transaksi.
2. Jurnal Penjualan
Kebalikannya, jurnal ini dipergunakan untuk transaksi penjualan secara kredit, atau ringkasan dari faktur yang dikeluarakan pelanggan.
Adapun biasanya informasi yang tersimpan dalam jurnal penjualan adalah: tanggal transaksi, nama pelanggan, nomor faktur dan jumlah penjualan.
Cara Membuat Jurnal Khusus Penjualan
Mari kita lihat ilustrasi transaksi berikut:
- Dijual kepada Toko Sabin barang dagangan Rp1,000,000 pada tanggal 3 Juni dengan syarat pembayaran 2/10, n/30. Faktur no. 140.
- Tanggal 11 Juni dijual barang ke Toko Miko sebesar Rp500,000 dengan syarat 2/10, n/30. Faktur nomor 141.
- Dijual barang dagang kepada Toko Aleshi sebesar Rp 2,550,000 dengan syarat EOM 16 Juni pada tanggal. Faktur nomor 142.
- Tanggal 25 Juni dijual kepada Toko Shopa barang dagang sebesar Rp 1,250,000 dengan syarat 2/10, n/30. Faktur nomor 143.
Berikut cara pencatatannya:
Keterangan tambahan:
Ref atau Referensi, diisi ketika jurnal khusus penjualan sudah diposting di buku besar (general ledger).
Biasanya proses posting jurnal khusus ke buku besar, dilakukan secara periodik, misalnya setiap bulan.
Hal ini berbeda dengan jurnal umum di mana proses posting ke jurnal besar dilakukan setiap terjadi transaksi atau secara berkala.
3. Jurnal Penerimaan Kas
Nah, jurnal ini digunakan untuk mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan penerimaan uang yang dilakukan secara tunai.
Adapun transaksi yang dicatat dalam jurnal tersebut adalah penjualan tunai, penerimaan pelunasan utang, retur pembelian secara tunai, dan penerimaan pendapatan.
Cara Membuat Jurnal Khusus Penerimaan Kas
Sebelumnya perlu diperhatikan bahwa jurnal khusus penerimaan kas ini hanya digunakan untuk mencatat semua transaksi yang mempengaruhi pemasukan/penerimaan kas.
Adapun, transaksi penerimaan kas bisa berasal dari tiga sumber yaitu:
- Penjualan yang dilakukan secara tunai (bukan kredit).
- Pelunasan piutang (konsumen membayar utangnya).
- Pendapatan lain-lain, seperti penjualan perlengkapan yang tidak terpakai atau pendapatan bunga yang diterima.
Mari kita lihat ilustrasi transaksi berikut:
- Diterima piutang dari Toko Miko pada tanggal 2 Juni sebesar Rp2,000,000
- Dijual kepada Toko Sabin barang dagangan Rp1,000,000 pada tanggal 3 Juni dengan syarat pembayaran 2/10, n/30. Faktur no. 140.
- Tanggal 11 Juni dijual barang ke Toko Miko sebesar Rp500,000 dengan syarat 2/10, n/30. Faktur nomor 141.
- Tanggal 12 Juni diterima pelunasan faktur no. 140 dari toko Sabin atas penjualan baramg dagang tanggal 3 Juni 2020.
- Dijual barang dagangan senilai Rp700,000 ke Toko Furida pada tanggal 15 Juni secara tunai.
- Pada tanggal 22 Juni di jual perlengkapan toko yang sudah tidak terpakai lagi senilai Rp200,000 secara tunai.
- Pada tanggal 25 Juni diterima pelunasan faktur no. 141 dari toko Miko atas penjualan tanggal 11 Juni 2020.
Berikut cara pencatatannya:
Keterangan:
- Transaksi nomor 2 dan 3 tidak dicatat pada jurnal penerimaan kas karena transaksinya kredit jadi tidak mempengaruhi menambah kas.
- Saat melakukan transaksi penjualan ke Toko Sabin pada tanggal 3 Juni, terdapat syarat pembayaran yaitu 2/10, n/30 yang berarti Toko Sabin akan mendapatkan potongan sebesar 2% kalau melakukan pelunasan sebelum 10 hari dari tanggal transaksi.
- Toko Sabin melakukan pelunasan pada tanggal 12 Juni, yang mana dilakukan sebelum 10 hari. Maka, ia berhak mendapatkan potongan 2%.
- Berbeda dengan Toko Miko, walaupun saat melakukan transaksi penjualan pada tanggal 11 Juni terdapat syarat pembayaran 2/10, n/30. Tetapi, Toko Miko baru melakukan pelunasan pada tanggal 25 Juni, yang mana sudah lewat 10 hari. Maka tidak mendapatkan potongan 2%.
4. Jurnal Pengeluaran Kas
Selanjutnya, jurnal ini berhubungan dengan transaksi pengeluaran uang secara tunai.
Transaksi yang masuk antara lain, pembelian tunai, pelunasan utang, retur penjualan, pembayaran beban dan pengemabilan uang tunai untuk pribadi.
Cara Membuat Jurnal Khusus Pengeluaran Kas
Hal-hal yang harus dicatat dalam jurnal khusus pengeluaran kas adalah sebagai berikut:
- Pembelian barang dagangan tunai.
- Pembayaran utang.
- Pembayaran lainnya seperti beban (transportasi, sewa gedung,listrik,gaji dll) atau prive (pengambilan dana oleh pemilik).
Simak ilustrasi berikut:
- Pada 1 Juni dibayar hutang pada PT Aneka sebesar Rp1,500,000.
- Pada tanggal 10 Juni Dibayar beban angkut barang yang dibeli pada tanggal 8 Juni sebesar Rp100,000 pada PT Oke.
- Tanggal 15 Juni dibayar sewa gedung untuk 1 tahun Rp20,500,000.Ta
- Dibeli barang dagangan Rp3,550,000 dengan potongan tunai 3% dari CV Vici pada tanggal 24 Juni.
- Pada tanggal 29 Juni diambil uang untuk kepentinga pemilik Rp500,000.
Berikut cara pencatatannya:
3. Menggabungkan Seluruh Pencatatan ke Buku Besar (General Ledger)
Apa itu General Ledger dan Fungsinya
Buku besar atau dalam bahasa inggrisnya General Ledger berfungsi untuk mengumpulkan data transaksi historis dalam jurnal umum atau khusus.
Jadi seluruh transaksi yang tercatat pada jurnal umum atau jurnal besar akan dimuat di sini.
Adapun karena buku besar akan menampilkan riwayat transaki, maka bisa digunakan untuk pencocokan dengan tabungan atau rekening perusahaan.
Apakah pencatatan transaksinya sudah cocok atau belum.
Nantinya, buku besar akan menjadi sumber data dalam buat laporan keuangan.
Apa fungsi General Ledger?
Berikut adalah fungsi dari buku besar yang perlu kamu ketahui:
- Meringkas data transaksi yang ada di dalam jurnal umum atau jurnal khusus.
- Menggolongkan data keuangan sehingga dapat mengetahui berapa sebenarnya keadaan keuangan perusahaan.
- Bahan atau informasi untuk menyusun atau buat laporan keuangan.
Cara Posting ke Buku Besar / General Ledger
Posting dalam ilmu akuntansi diartikan sebagai proses atau kegiatan memindahkan akun dan saldo akun yang ada di jurnal umum/khusus, ke buku besar.
Biasanya posting buku besar pada jurnal umum dilakukan secara berkala, sedangkan pada jurnal khusus dilakukan secara periodik.
Berikut adalah ilustrasi jurnal umum sebelum diposting pada buku besar.
Bagaimana Memasukannya dalam Buku Besar?
Keterangan:
- Buku besar berikut ini hanya akan memasukan akun kas yang terdapat pada jurnal umum di atas.
- Nomor referensi ditulis berdasarkan ada di halaman berapa transaksi dicatat pada jurnal umum. Dalam ilustrasi ini transaksi kas berada pada halaman 1. Maka ditulis J.U 1 (Jurnal Umum Halaman 1).
Setelah melakukan posting ke dalam buku besar, jangan lupa untuk menuliskan referensi pada jurnal umum yang bisa diambil dari nomor akun pada buku besar.
Berikut contoh jurnal umum setelah dilakukan posting:
Baca Juga: Cara Jitu Mengelola Keuangan dalam Bisnis Sepatu Agar Semakin Untung
4. Menyesuaikan Transaksi Yang Manfaatnya Belum Terpakai di Satu Periode Jurnal Penyesuaian
Selanjutnya kita bertemu dengan Jurnal Penyesuaian.
Adapun jurnal penyesuaian ini dipergunakan untuk menyesuaikan pendapatan atau pengeluaran yang manfaatnya lebih dari satu periode tertentu, biasanya setahun.
Misalnya, Perusahaan membayar asuransi pada tanggal 1 Mei 2020 untuk satu tahun, maka pada saat bulan Desember 2020 harus disesuaikan bahwa manfaat yang baru terpakai hanya sebesar 7 bulan.
Hal-hal yang Harus dicatat pada Jurnal Penyesuaian
1. Pemasukan atau Pengeluaran di muka
Beban dibayar di muka: Cara pencatatannya adalah dengan mencatat hal ini sebagai aset yang berkurang sertiap jangka waktu tertentu.
Pendapatan diterima di muka: Cara pencatatannya dengan menulis hal ini sebagai kewajiban/utang yang berubah menjadi pendapatan seiring waktu berjalan.
2. Pemasukan atau Pengeluaran di akhir
Piutang Pendapatan: Cara pencatatannya ditulis piutang pada kolom debit dan pendapatan bunga di kolom kredit.
Beban yang masih harus dibayar: Dicatat dengan menulis beban gaji di kolom debit, dan utang gaji di kolom kredit.
Penyusutan aktiva tetap: menulis biaya penyusutan untuk kolom debit dan akumulasi penyusutan pada kolom kredit.
Biaya pemakaian perlengkapan: Catat biaya pemakaian perlengkapan di kolom debet, dan cadangan perlengkapan di kolom kredit.
Kerugian piutang: Catat kerugian piutang di kolom debit, dan cadangan kerugian piutang pada kolom kredit.
Contoh Jurnal Penyesuaian Usaha Jasa dan Dagang
Dalam jurnal penyesuaian, perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki cara pencatatan yang berbeda.
Berikut tampilannya:
1. Jurnal penyesuaian perusahaan jasa
2. Jurnal Penyesuaian perusahaan dagang
5. Mengelompokan Seluruh Transaksi di Neraca Lajur/Worksheet
Sebelum buat laporan keuangan pertama, adanya neraca lajur akan dapat membantu kamu untuk mengelompokan atau meringkas catatan-catatan yang sudah dibuat sebelumnya.
Yuk, kita cari tahu lebih dalam mengenai hal ini.
Apa itu Neraca Lajur dan Fungsinya
Neraca lajur dikenal juga sebagai kertas kerja atau worksheet dalam bahasa inggris yang berisi banyak kolom untuk mencatat keuangan secara manual.
Adapun sebenarnya neraca lajur sifatnya tidak formal, dan bukan salah satu dari jenis laporan keuangan.
Tapi, adanya hal ini akan mempermudah proses saat kamu buat laporan keuangan nantinya.
Nantinya data akun yang akan dimasukkan dalam neraca lajur, akan diambil data yang ada pada neraca saldo dan jurnal penyesuaian.
Kolom neraca lajur, terdiri atas enam jenis yaitu, Neraca Saldo, Penyesuaian, Neraca Saldo setelah penyesuaian, Neraca dan Laba Rugi.
Fungsi Adanya Neraca Lajur
Dari pembahasan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa adanya neraca lajur akan membantu kamu dalam buat laporan keuangan.
Mengenai hal ini, neraca lajur sendiri memiliki fungsi antara lain:
1. Memeriksa data yang telah dicatat
Saat melakukan pencatatan keuangan bisa saja terdapat kesalahan baik karena human error atau kesalahan software.
Dengan memeriksa kembali, akan menghindari dan memperbaiki kesalahan seluruh pencatatan keuangan.
2. Meringkas data dalam catatan keuangan
Dengan adanya neraca lajur, data keuangan akan lebih mudah diliat untuk keperluan pembuatan laporan keuangan.
Data yang ringkas akan membantu dalam mencari informasi yang dibutuhkan tanpa proses yang panjang.
3. Membantu pembuatan laporan keuangan
Neraca lajur akan merangkum data-data yang dibutuhkan dalam buat laporan keuangan.
Tentu hal ini akan memudahkan dan menghemat waktu dalam pembuatan laporan.
4. Menunjukan perusahaan telah menjalankan prosedur
Neraca lajur bisa menunjukan bahwa perusahaan telah melakukan prosedur dan memiliki kredibelitas dalam mencatat serta mengelola keuangannya.
Cara Membuat Neraca Lajur
1. Pada neraca lajur terdapat 6 kolom yang harus dibuat. Satu kolom untuk nama akun, sedangkan 5 lainnya untuk golongan lajur yaitu:
– Neraca Saldo
– Jurnal Penyesuaian
– Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
– Laba Rugi
– Neraca
2. Isi kolom yang tertera sesuai dengan catatan laporan keuangan yang kamu buat sebelumnya.
3. Dalam mengisi kolom neraca saldo setelah penyesuaian, prosesnya adalah mengurangi/menjumlah/menselisihkan nominal akun yang ada pada kolom neraca saldo dan jurnal penyesuaian.
4. Untuk mengisi kolom laba rugi, kamu cukup memindahkan semua saldo akun nomial yang ada pada kolom neraca saldo setelah penyesuaian. Akun nominal mencakup pendapatan dan semua akun beban.
5. Pindahkan saldo akun rill pada kolom neraca saldo untuk mengisi kolom neraca. Adapun akun rill adalah akun yang bersifat nyata yang mencakup semua akun kecuali akun beban dan akun pendapatan.
6. Mencatat Pendapatan dan Pengeluaran di Laporan Laba-Rugi
Ketika sedang buat laporan keuangan, terdapat proses pencatatan laporan laba rugi.
Laporan ini berfungsi untuk menunjukan pendapatan, biaya modal barang, pengeluaran operasional, laba kotor dan laba bersih dari suatu perusahaan.
Perlu diketahui kalau laporan ini adalah laporan pertama yang harus dikerjakan sebelum laporan lainnya, karena laba bersih suatu perusahaan menjadi patokan paling utama sebelum elemen-elemen lain pada laporan lainnya dapat dibuat.
Pada laporan laba rugi terdapat dua format yang digunakan yaitu:
- Single Step: Format yang hanya menunjukan satu kategori pendapatan dan pengeluaran. Biasanya untuk perusahaan besar, laporan format ini digunakan ketika ingin menunjukan kepada pihak luar perusahaan. Isinya yang kurang mendetail dianggap akan dapat menjaga kerahasiaan perusahaan.
- Multiple Step: Kebalikannya dari single step, isi dari format ini sangat jelas dan kompleks sekali. Biasanya digunakan untuk penggunaan internal perusahaan.
Cara Membuat Laporan Laba Rugi Beserta Contohnya
1. Laporan laba rugi format single step
2. Laporan laba rugi format multiple step
Baca Selengkapnya: Laporan Laba Rugi: Pengertian, Jenis, Fungsi, dan Contohnya
7. Membuat Laporan Neraca Keuangan (Balance Sheet)
Apa itu Neraca Keuangan dan Fungsinya
Dalam proses saat buat laporan keuangan, neraca ini nantinya akan menyajikan akun-akun aktiva, modal dan kewajiban dalam satu periode tertentu.
Laporan neraca keuangan bisa dibilang sangat penting untuk disusun, karena dari sini perusahaan bisa memperoleh keseimbangan yang terdiri dari pendapatan dan biaya yang tercantum pada laporan laba rugi.
Dalam sebuah neraca terdapat informasi penting yang sangat berguna untuk pihak-pihak pemilik kepentingan perusahaan seperti pemegang saham, pemerintah, kreditur dan lainnya untuk bisa menentukan kebijakan.
Maka dari itu, jika sebuah perusahaan gagal menyusun neraca, maka berarti itu merupakan kegagalan dari seluruh manajemen perusahana.
Fungsi Neraca Keuangan
- Untuk melihat kondisi keuangan perusahaan sehat atau tidak.
- Untuk memperkirakan keadaan arus kas di masa depan.
- Untuk menganalisa likuiditas dan fleksibilitas keuangan perusahaan.
Struktur Neraca Keuangan
Dalam sebuah neraca keuangan, terdapat struktur dalam pembuatannya.
Adapun strukturnya adalah sebagai berikut.
1. Aktiva atau aset
Keseluruhan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Hal ini meliputi kas, piutang, persediaan barang, lahan/tanah, kendaraan, mesin, gedung, peralatan dan sebagainya.
Berdasarkan jangka waktu, aktiva terbagi menjadi dua jenis yaitu:
- Aktiva lancar (Current Asset)
Aset yang mudah dikonversikan sebagai kas dalam jangka waktu satu tahun, atau aset yang umur kegunaannya pendek.
Aktiva lancar adalah elemen penting dalam laporan keuangan, karena biasanya digunakan sebagai tolak ukur likuiditas suatu keuangan perusahaan.
Contoh dari aktiva lanca antara lain: kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan dan beban dibayar di muka.
- Aktiva Tetap (Fixed Asset)
Kebalikannya, aset milik perusahaan yang mempunyai nilai/manfaat ekonomi lebih dari satu tahun.
Dengan seiring waktu, nilai yang dimiliki aktiva tetap dapat menyusut karena menurunnya masa pakai aset yang bersangkutan.
Contoh aktiva tetap adalah properti, bangunan, alat-alat produksi, pabrik, mesin, komputer, kendaraan, komputer dan lainnya.
Berdasarkan wujudnya aset terbagi menjadi:
- Aset Berwujud (Tangible Asset)
Aset yang dapat disentuh, dilihat dan dirasakan. Biasanya kebanyakan aktiva berwujud adalah aktiva tetap.
- Aset Tak Berwujud
Aset yang teridentifikasi tanpa wujud fisik atau hak-hak istimewa atau posisi yang menguntungkan untuk menghasilkan pendapatan.
2. Kewajiban (Liabilities)
Kewajiban utang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan pada pemberi pinjaman, kreditur atau pihak lainnya.
Terdapat dua jenis kewajiban yaitu, utang lancar dan utang jangka panjang.
- Utang lancar (current liabilities): utang yang harus dilunasi dalam jangka waktu maksimal satu tahun.
- Utang jangka panjang (long term liabilities): utang yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
Kewajiban utang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan pada pemberi pinjaman, kreditur atau pihak lainnya.
Terdapat dua jenis kewajiban yaitu, utang lancar dan utang jangka panjang.
- Utang lancar (current liabilities): utang yang harus dilunasi dalam jangka waktu maksimal satu tahun.
- Utang jangka panjang (long term liabilities): utang yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
3. Ekuitas (Equity)
Sederhananya ekuitas dapat diartikan sebagai selisih antara aset dan utang.
Ekuitas dalam sebuah laporan neraca keuangan merupakan saldo dari modal akhir usaha.
Modal perusahaan bisa terus bertambah, apabila pemilik menambahkan investasi ke perusahaan dan perusahaan memperoleh laba.
Tetapi, hal ini juga bisa berkurang jika pemilik perusahaan melakukan prive (menarik dana investasinya), atau perusaahan mengalami kerugian.
Dalam ekuitas terdapat dua komponen yaitu:
1. Saham/modal disetor
Sejumlah kas yang diserahkan oleh pemegang saham, pemilik atau stakeholder yang digunakan untuk beragam kebutuhan perusahaan misalnya sebagai modal kerja.
2. Laba ditahan
Laba perusahaan yang tidak dishare atau dibagikan kepada pemegang saham sebagai deviden.
Dari waktu ke waktu, laba ditahan ini akan terus terakumulasi sebagai keuntungan perusahaan.
Baca Juga: Tips Meningkatkan Keuntungan Bisnis Sepatu di Marketplace
Bentuk-bentuk Neraca Keuangan dan Contohnya
Terdapat dua bentuk yang bisa digunakan perusahaan dalam buat laporan keuangan dalam hal ini neraca keuangan.
Perusahaan bisa memilih untuk menggunakan bentuk yang mana sesuai kebutuhan.
1. Bentuk Scontro (Account Form)
Biasa disebut juga sebagai neraca bentuk T.
Bentuk neraca keuangan ini, menyajikan dua sisi kolom yaitu kelompok harta (aktiva) di sebalah kiri, lalu utang dan modal (pasiva) di sebelah kanan.
Laporan bentuk Scontro, biasanya lebih cocok digunakan untuk usaha kecil seperti UKM yang punya akun dan jumlah nominal sedikit, karena ditulis dengan struktur yang lebih mudah dibaca.
2. Bentuk Staffel
Biasa disebut neraca bentuk laporan karena susunannya berurutan dari atas ke bawah, di mana kelompok harta (aktiva) berada paling atas, lalu kelompok utang dan modal (pasiva) ada di bawahnya.
Laporan bentuk stuffle lebih cocok untuk perusahaan besar karena bisa mengakomodasi akun dan nominal lebih banyak.
Selain itu, penulisannya yang memanjang ke bawah, dinilai lebih efektif.
Tips Membuat Neraca Keuangan
Supaya lebih mudah dalam menyusun atau membaca sebuah neraca keuangan, kamu bisa mengikuti tips berikut.
1. Pastikan saldo akhir seimbang
Sebuah neraca memiliki dua sisi, kiri untuk data aktiva dan kanan untuk kewajiban dan modal.
Aktiva = kewajiban + modal
Maka dari itu, seharusnya sisi kiri maupun kanan dalam neraca keuangan selalu seimbang atau balance.
Jika ada perbedaan, kamu perlu memeriksannya kembali secara teliti dari atas karena mungin ada kesalahan.
2. Perbandingkan piutang dan utang usaha
Kedua hal ini berpengaruh pada arus kas jangka pendek pada usahamu.
Jika memiliki angka piutang lebih besar daripada utang, kamu harus melakukan penagihan terhadap pelanggan atau ajukan Invoice Financing.
Pastikan juga bahwa setiap tanggal jatuh tempo pelunasan, dilakukan sesuai dengan syarat penjualan kredit.
3. Perhatikan Saldo-saldo di bawah
- Saldo kas: sebagai aset lancar kamu bisa menggunakannya untuk membeli apapun. Maka dari itu, kamu harus mengontrol masuk atau keluarnya kas dan melakukan pengawasan ketat terhadap perubahan kas dalam neraca keuangan.
- Saldo persediaan: dengan ini kamu dapat menghitung rasio perputaran persediaan barang secara efektif dengan menghitung perbandingan antara penjualan dan persediannya.
- Saldo pinjaman pada akun kewajiban: lakukan analisis terhadap tiap utang yang dimiliki baik jangka pendek maupun jangka panjang. Apabila saldo pinjaman lebih besar dari saldo kas, maka perusahaan bisa berada dalam posisi sulit.
Baca Juga: Invoice Financing: Pengertian, Cara Kerja dan Manfaatnya untuk Bisnis
8. Catat Pendapatan dan Pengeluaran Kas Dalam Laporan Arus Kas
Laporan arus kas sangat penting bagi keberlangsungan usaha, karena kamu akan bisa mengetahui bagaimana kondisi perusahaan, apakah dalam kondisi untung atau merugi.
Apa itu Laporan Arus Kas dan Fungsinya
Laporan arus kas atau cash flow berisi rincian yang menunjukan jumlah pemasukan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.
Fungsi Laporan Arus Kas
- Untuk mengetahui Kemampuan entitas dalam mendapatkan atau menghasilkan arus kas di masa depan.
- Untuk memeriksa transaksi investasi dan pendanaan, dan mengetahui penyebab perubahan kedua akun tersebut.
- Untuk memastikan kemampuan entitas untuk membayar kewajibannya seperti gaji karyawan, pembayaran utang, dan membayar deviden.
- Untuk melihat sejauh mana keberhasilan/keuntungan dan kegagalan/kerugian dari perusahaan melalui data laba bersih.
Komponen Dalam Arus Kas
1. Aktivitas Operasi (Operating Activities)
Arus kas yang asalnya dari transaksi dari kegiatan itu sendiri. Biasanya pemasukan atau pengeluaran perusahaan seperti, penerimaan uang dari konsumen, pelunasan utang, pembayaran gaji dan lannya.
2. Aktivitas Investasi (Investment Activities)
Arus yang memperngaruhi arus kas dari kegiatan investasi dalam aset non ancar, misalnya transaksi mencakup penjualan dan pembelian aset tetap seperti peralatan atau gedung.
3. Aktivitas Pendanaan (Financing Activities)
Arus kas yang mempengaruhi utang dan ekuitas perusahaan. Mencakup penerbitan atau penghentian surat berharga ekuitas dan utang. Misalnya, pembayaran deviden, penjualan obligasi, emisi sahan dan pelunasan kredit.
Metode dan Cara Pembuatan Arus Kas
Terdapat dua metode saat kamu ingin buat laporan keuangan arus kas, yaitu:
1. Metode Tidak Langsung
Laporan arus kas disusun dengan tiga eleman yaitu elemen kas dari kegiatan usaha, arus kas yang berasal dari kegiatan investasi, dan arus kas dari kegiatan pendanaan.
2. Metode Langsung
Penyusunan laporan arus kas dilakukan berdasarkan pada buku kas/bank.
Cara Membuat Arus Kas
1. Siapkan dua sumber data yaitu:
- Laporan laba rugi periode berjalan.
- Neraca periode berjalan dan periode tahun sebelumnya.
2. Membandingkan laporan neraca periode berjalan dan neraca sebelumnya.
3. Menyusun Laporan Arus Kas
Contoh Laporan Arus Kas
1. Metode Tidak Langsung
2. Metode Langsung
9. Komunikasikan Performa Penanaman Modal Investor Melalui Laporan Perubahan Modal
Apa Itu Laporan Perubahan Modal?
Laporan perubahan modal, seringkali disebut sebagai laporan keuangan mini.
Alasannya, karena laporan ini dapat langsung menginformasikan peningkatan atau penurunan aktiva bersih dalam satu periode tertentu.
Tak hanya itu, laporan ini juga dijadikan tolak ukur adanya perubahan modal untuk para pemegang saham, di mana perusahaan bisa mengukur kinerja investasi mereka pada sebuah usaha.
Nantinya, laporan perubahan modal bisa menjadi tolak ukur untuk pembagian deviden dalam sebuah perusahaan.
Komponen Laporan Perubahan Modal
- Modal Awal
- Prive: penarikan uang modal perusahaan oleh pemilik perusahaan itu sendiri.
- Saldo Laba rugi
- Modal Akhir
NOTE: Perlu diingat bahawa laporan perubahan modal dibuat setelah membuat laporan laba rugi.
Rumus perubahan modal dalam laporan perubahan modal
Contoh Laporan Perubahan Modal
Terdapat dua bentuk laporan perubahan modal yaitu, laporan perubahan modal perusahaan perorangan dan laporan perubahan modal persekutuan.
Contoh laporan perubahan modal perusahaan perseorangan
Contoh laporan perubahan modal persekutuan
Jika ada dua orang yang memiliki modal dalam kasus ini modal A dan modal B, maka saldo laba rugi harus dibagi rata dengan cara berikut.
*Total saldo laba diambil dari hasil di laporan laba rugi.
Berbicara tentang modal dalam menjalankan usaha adalah salah satu hal yang penting karena dengan adanya modal, sebuah usaha bisa menjalankan kegiatan operasionalnya.
Maka dari itu, tak jarang jika mendapatkan keuntungan, seorang pemilik usaha alih-alih mengambil keuntungan tersebut, tapi malah memutar balikan modalnya kembali, dalam artian menambah modal.
Sebenarnya, di zaman seperti sekarang akses permodalan untuk usaha sudah dengan mudah bisa didapatkan.
Apalagi dengan maraknya perkembangan fintech, kamu bisa melakukan pinjaman modal usaha tambahan, dengan syarat yang tidak serumit saat pinjam di bank.
Tapi harus hati-hati, jangan sampai terjebak pinjaman online bodong, karena bukannya untung, malah buntung.
Jika ingin mengajukan pinjaman modal tambahan melalui fintech, pastikan tempat tersebut sudah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kamu bisa mengeceknya secara mandiri.
Adapun salah satu fintech penyedia solusi pendanaan untuk usaha yang sudah terbukti kredibelitasnya adalah KoinBisnis dari KoinWorks.
Melalui KoinBisnis dari KoinWorks, kamu bisa mendapatkan modal usaha hingga Rp2 Miliar, dengan bunga rendah 0,75% per bulannya.
Selain itu, pembayarannya bisa early payment, di mana kamu bisa melunasi pinjamannya lebih cepat tanpa dikenakan biaya atau denda.
Untuk bisa mengajukan pinjaman di KoinBisnis, usia usaha Anda harus minimal 2 tahun atau 6 bulan jika Anda memiliki toko online. Kami mohon maaf sebelumnya.
Setelah melakukan penilaian, kami mohon maaf untuk saat ini belum bisa menerima pengajuan pinjaman Anda. Hal ini dikarenakan, kami menemukan pengeluaran Anda ditambah dengan cicilan, lebih besar dibandingkan pendapatan.
10. Komunikasikan Pencatatan dan Pelaporan Yang Khusus Pada Catatan Laporan Keuangan
Apa itu Catatan Laporan Keuangan dan Fungsinya
Catatan laporan keuangan adalah rincian atas pencatatan dan pelaporan yang telah dilakukan sebelumnya.
Biasanya catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi tambahan atas:
– Laporan posisi keuangan/neraca
– Laporan laba rugi
– Laporan perubahan modal
– Laporan arus kas
Fungsi catatan atas laporan keuangan
– Memberikan penjelasan atau rincian pos yang ada dalam laporan keuangan
– Menginformasikan pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.
Untuk siapa catatan laporan keuangan dibuat?
Catatan laporan keuangan, adalah bagian dari laporan keuangan itu sendiri.
Adapun laporan keuangan adalah bentuk tanggung jawab dari manajemen perusahaan untuk pemilik perusahaan.
Nah, catatan laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak luar perusahaan seperti calon investor atau pemerintahan.
Cara Membuat Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan ini biasanya disajikan setelah neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kan telah selesai.
Berikut urutannya:
- Gambaran umum tentang
- Ikhtisar kebijakan akuntansi.
- Informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan sesuai urutan penyajian laporan dan penyajian masing-masing pos.
- Pengungkapan lainnya yang meliputi, informasi yang dipersyaratkan Standar Akuntansi Keuangan yang tidak disajikan dimanapun dalam laporan keuangan dan informasi yang tidak disajikan tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan.
11. Memulai Lembaran Akuntansi Periode Baru dengan Jurnal Penutupan Buku
Apa itu Jurnal Penutup dan Fungsinya
Jurnal yang akan dibuat pada akhir periode akuntansi, untuk menutup akun-akun nominal sementara.
Akibatnya, saldo akun-akun yang akan menjadi 0 (nol) di awal periode akuntansi selanjutnya.
Akun yang nantinya ditutup adalah akun nominal dan akun pembantu modal.
Akun nominal adalah pendapatan dan beban, sedangkan akun pembantu modal adalah prive dan ikhtisar laba/rugi.
Setelah jurnal penutup diposting ke setiap akun, maka akan tersisa perkiraan akun riil yaitu aset, kewajiban dan modal)
Fungsi Jurnal Penutup
- Mengembalikan atau menutup nilai saldo kembali menjadi nol di setiap akun-akun sementara.
- Supaya akun modal menunjukan jumlah yang sesuai dengan keadaan di akhir periode, sehingga saldo akun modal akan sama dengan jumlah modal akhir yang dilaporkan neraca.
- Membedakan akun beban dengan akun pendapatan agar tidak tercampur dengan jumlah nominal dari pendaatan dan beban tahun selanjutnya.
- Memudahkan ketika ada pemeriksaan karena adanya pemisahan transaksi antara periode sekarang dan periode selanjutnya
- Memberikan informasi keuangan yang sebenarnya dari suatu perusahaan yang terdiri dari harta, kewajiban, ekuitas.
- Memberikan neraca awal periode berikutnya.
Cara Membuat Jurnal Penutup
Sebelum memulai kamu harus mengetahui bahwa ada beberapa akun yang menjadi komponen dalam jurnal penutup yaitu:
- Pendapatan
- Beban
- Saldo laba rugi atau ikhtisar
- Prive
Berikut langkah penyusunannya:
1. Menutup Akun Pendapatan
Lakukan penutupan di setiap akun yang ada. Caranya, kamu hanya perlu melakukan pengkreditan akun ikhtisar laba rugi.
2. Menutup Akun Beban
Dalam menutup akun beban kamu perlu melakukan pendebetan terhadap akun laba rugi dan memindahkan akun beban ke bagian kredit.
3. Menutup Akun Laba Rugi
Ada dua cara dalam melakukan hal ini yang disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Jika perusahaan memperoleh laba (pendapatan lebih besar dari beban) maka lakukan pendebetan akun ikhtisar laba rugi dan pengkreditan untuk akun modal.
Sebaliknya, jika perusahaan mengalami rugi (pendapatan lebih kecil dari beban), maka lakukan pendebetan akun modal dan pengkreditan akun ikhtisar laba rugi.
4. Menutup Akun Prive
Terakhir untuk melakukan hal ini kamu perlu memindahkan akun prive ke bagian kredit dan akun modal ke bagian debit.
Penyusunana jurnal penutup hanya perlu dilakukan sekali saja dalam satu periode, biasanya dilakukan di akhir masa periode (biasanya satu tahun).
Selesai sudah panduan cara buat laporan keuangan untuk usaha!
Semoga hal ini bermanfaat untuk membantu kamu menjalankan bisnis, ya.
Jangan lupa untuk sebarkan artikel ini, kepada rekan – rekan kamu yang juga memiliki usaha, supaya kita bisa sama-sama berkembang!
Semoga berhasil dan sukses selalu! 🙂