Etika ada bukan sekedar untuk membuat batasan-batasan yang menyulitkan bisnis agensi digital. Hal ini penting, agar bisnis agensi digital kamu terus menghasilkan keuntungan, tanpa melanggar etika yang berlaku umum di masyarakat.
Daftar Isi
Etika Menjalankan Bisnis Agensi Digital
Pada dasarnya keenam etika ini berlaku untuk semua orang dalam kehidupan sehari-hari maupun berbisnis. Namun, pada artikel ini dijelaskan secara terperinci penerapan etika dalam bisnis digital agensi, yaitu:
Ramah untuk Semua Orang
Etika yang pertama, bisnis agensi digital maupun konten yang kamu produksi harus ramah untuk semua seorang. Artinya, sebagai pebisnis di bidang komunikasi digital, kamu perlu berhati-hati dengan topik sensitif atau setidaknya menyikapi topik sensitif dengan bijak.
Sebagai contoh, ketika terdapat kasus kemanusiaan yang viral, seperti bencana alam atau fenomena sosial. Beberapa orang mungkin akan memanfaatkan kesempatan untuk membuat konten terkait hal tersebut demi meningkatkan engagement.
Sebagai pelaku bisnis agensi digital yang beretika, kamu wajib menyikapi hal ini dengan bijak. Jangan sampai agensi milikmu membuat konten yang terkesan memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi bisnis dan abai pada sesama!
Buat Konten yang Original
Etika yang kedua adalah kamu wajib membuat konten yang original. Baik itu berupa ide, artikel, gambar atau foto, hingga hashtag dan caption. Hal ini sangat penting, karena ini lah produk yang memang kamu jual.
Sangat tidak etis jika kamu menjual produk yang dihasilkan oleh orang lain. Oleh karena itu, penting bagi pebisnis agensi digital untuk tegas pada plagiarisme. Selain itu, ide-ide original juga akan memuaskan klien dan menarik minat konsumen.
Sebagai contoh, kita semua pasti familiar dengan tagline milik brand Teh Botol Sosro “Apapun makananya, minumnya Teh Botol Sosro”. Sebagai pemilik agensi digital, kamu sebaiknya jangan menirukan atau membuat iklan yang serupa dengan apa yang sudah ada.
Selain terkesan tidak kreatif, karena meniru apa yang sudah ada, meski dengan sedikit banyak perubahan, kamu sebenarnya sudah melanggar etika.
Tak Perlu Menjatuhkan Kompetitor
Misalnya, jika klien agensi digital milikmu adalah sebuah restoran makanan cepat saji. Maka, kamu perlu mencapai peningkatan target branding maupun penjualan tanpa menjatuhkan atau menjelekkan kompetitor dari klien bisnis.
Sebagai bisnis agensi digital, kamu tentu dapat menciptakan ide-ide marketing yang menarik. Strategi marketing yang berusaha menjatuhkan kompetitor justru akan membuat kesan buruk di mata konsumen.
Contohnya, tagline milik restoran cepat saji KFC, yaitu “Jagonya Ayam”. Kalimat singkat ini berusaha menunjukkan bahwa produk mereka yang terbaik, tetapi sama sekali tidak berusaha menjelekkan produk milik kompetitor.
Kamu sebagai pemilik bisnis digital agensi sangat perlu untuk mengikuti etika ini dalam menjalankan bisnis.
Membangun Kepercayaan Pelanggan
Etika selanjutnya adalah membangun dan mempertahankan kepercayaan pelanggan. Selain ketiga etika yang telah dibahas di atas, langkah selanjutnya untuk membangun kepercayaan adalah melalui laporan kinerja yang transparan.
Sebagai contoh, ketika laporan analitik website milik klien yang kamu kelola ternyata tidak menunjukkan hasil sesuai yang diharapkan. Maka, kamu perlu menyampaikan hal tersebut secara transparan pada klien.
Untuk membuat klien tidak kecewa dan justru semakin percaya, kamu dapat menawarkan solusi. Misalnya, menyediakan layanan perpanjangan masa layanan hingga laporan analitik menunjukkan tren yang positif.
Dengan cara ini, selain kepercayaan, kesetiaan pelanggan juga akan bertumbuh, sehingga bisnis digital agensi milikmu dapat terus berjalan dan berkembang.
Mempertahankan Kualitas
Etika selanjutnya ketika menjalankan bisnis digital agensi adalah mempertahankan kualitas. Dimulai dari hal-hal mendasar, contohnya jangan sampai ada kesalahan seperti typo hingga keterlambatan memenuhi tenggat waktu.
Kamu tentu sepakat bahwa informasi yang lalu-lalang di internet sangat banyak, sehingga ada waktu-waktu terbaik untuk mendapatkan atensi audiens. Oleh karena itu, konten yang sempurna dan muncul di waktu yang tepat adalah hal yang sangat vital.
Etika kualitas ini tentu perlu kamu jaga juga selain dari segi hasil produksi yang harus original dan menarik, seperti telah dibahas sebelumnya. Karena kesalahan seperti typo dapat mempermalukan klien.
Memahami Undang-undang yang Berlaku
Terakhir, kamu juga wajib untuk memahami undang-undang yang berlaku. Hal ini penting untuk menjaga kelangsungan bisnis agensi digital milikmu dan klien yang sedang kamu bantu.
Setidaknya, ada 4 undang-undang yang perlu kamu dalami. Pertama, Undang-Undang Perdagangan No.7 Tahun 2014 yang membahas tentang kebenaran informasi dalam proses jual-beli, baik secara online maupun offline.
Kedua adalah Undang-Undang Perlindungan Konsumen No.8 Tahun 1999. Sedangkan yang ketiga adalah Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik No.19 Tahun 2016 atau yang kamu kenal dengan UU ITE.
Keempat adalah Peraturan Pemerintah No.80 Tahun 2019 yang mengatur tentang perdagangan melalui sistem elektronik. Pemahaman terhadap keempat undang-undang ini akan membantumu untuk menjalankan bisnis agensi digital di koridor yang benar.
Yuk, Patuhi Etika Saat Menjalankan Bisnis Agensi Digital!
Demikianlah etika dalam menjalankan bisnis agensi digital yang wajib kamu ketahui, pahami, dan patuhi sebagai pemilik bisnis. Semoga bisnis digital agensi milikmu semakin berkembang.
Lihat berbagai strategi tepat dan efisien untuk bisnis agensi digital kamu.
Bank digital khusus UKM pertama di Indonesia hadir untuk bantu segala keperluan bisnis dan keuangan kamu.
Kemudahan berbagai layanan seperti bebas biaya transfer antar bank dan pinjaman modal tanpa agunan untuk bisnismu hanya dengan KoinWorks NEO!
