Cara menghitung Harga Pokok Produksi (HPP) merupakan metode yang dapat kamu gunakan untuk memproyeksi keuntungan dan kerugian dalam bisnis furniture. Perhitungan HPP ini harus dilakukan secara tepat dan akurat, agar hasil proyeksi untung rugi yang dihasilkan bisa digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan.
HPP (Harga Pokok Produksi) atau dikenal juga dengan istilah Cost Of Good Sold (COGS) adalah biaya yang dikeluarkan dalam masa produksi suatu barang sebelum dijual.
Dengan mengetahui biaya produksi tersebut, maka kamu akan dapat menentukan berapa harga jual produk furniture yang kamu produksi. Selain itu, kamu juga bisa membuat strategi penjualan, seperti menaikkan atau menurunkan harga jual furniture tanpa harus mengalami kerugian.
Daftar Isi
Unsur Perhitungan HPP Bisnis Furniture
Sebelum menghitung HPP untuk bisnis furniture, kamu wajib mengetahui unsur-unsur atau elemen-elemen apa saja yang dibutuhkan dalam perhitungan HPP, seperti berikut ini:
Persediaan Barang Awal
Persediaan barang awal yaitu barang-barang yang termasuk dalam neraca saldo awal bisnis furniture atau neraca saldo pada laporan keuangan tahun sebelumnya. Contoh persediaan barang awal dalam bisnis furniture, antara lain bahan baku furniture, sewa tempat usaha, dan alat-alat produksi.
Pembelian Bersih
Pembelian bersih, yaitu barang yang kamu beli secara tunai maupun kredit. Contoh pembelian bersih pada bisnis furniture, yaitu pembelian kayu, lem, kain, dan lain sebagainya.
Beban Biaya Pengiriman
Beban biaya pengiriman atau beban angkut adalah biaya pengiriman yang kamu keluarkan pada saat membeli barang untuk keperluan produksi furniture. Contoh beban biaya pengiriman adalah ongkos kirim yang kamu keluarkan saat pembelian bahan baku kayu dari perusahaan industri kayu.
Retur Pembelian dan Penjualan
Retur pembelian atau penjualan adalah biaya yang kamu keluarkan untuk pengembalian barang yang tidak sesuai dengan pembelian atau penjualan, seperti karena faktor kerusakan atau ketidaksesuaian.
Contohnya, kamu memesan bahan baku kayu jati untuk produksi, namun yang dikirim adalah kayu mahoni. Dalam hal ini, kamu akan memerlukan biaya untuk retur pembelian bahan baku kayu untuk furniture tersebut.
Contoh lain, yaitu pembeli memesan furniture meja model A, namun kamu mengirim furniture meja model B. Maka dalam hal ini kamu juga harus mengeluarkan biaya operasional tambahan, seperti kemasan untuk retur penjualan.
Diskon dan Potongan Pembelian
Potongan pembelian, yaitu potongan harga yang kamu berikan kepada pembeli sesuai dengan ketentuan. Jika kamu memberikan diskon atau potongan harga, maka pembeli akan membayar furniture yang kamu produksi dengan harga yang lebih murah.
Persediaan Barang Akhir
Persediaan barang akhir, yaitu persediaan barang dagangan atau furniture serta bahan baku produksi dalam satu periode laporan keuangan. Contohnya, yaitu persediaan furniture siap jual seperti meja, kursi, dan almari atau kayu yang belum kamu gunakan untuk mengolah produk.
Cara Menghitung HPP untuk Bisnis Furniture
Jika kamu sudah memahami apa itu HPP dan apa saja unsur-unsur yang dibutuhkan untuk menghitung HPP, maka berikut adalah perhitungan HPP pada contoh kasus bisnis furniture:
Jaya Makmur Furniture merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang bisnis furniture. Perusahaan ini memproduksi berbagai macam furniture dengan harga yang bervariasi. Beberapa barang furniture yang mereka produksi, antara lain almari, kursi, sofa, meja, pintu, dan jendela.
Dalam neraca saldo per 31 Agustus 2022, terdapat beberapa rincian laporan sebagai berikut:
- Persediaan barang awal Rp11.575.000,00
- Pembelian bersih Rp31.670.000,00
- Beban biaya pengiriman Rp6.675.000,00
- Retur pembelian Rp350.000,00
- Potongan pembelian Rp875.000,00
- Persediaan barang akhir Rp12.380.000,00
Dari rincian laporan tersebut, semua unsur-unsur perhitungan HPP mulai dari persediaan barang awal sampai persediaan barang akhir sudah terpenuhi. Langkah pertama dari perhitungan HPP, yaitu menghitung total jumlah pembelian bersih dengan rumus berikut:
Jumlah Pembelian Bersih= (Pembelian bersih+Beban biaya pengiriman)-(Retur pembelian+Potongan pembelian)
(Rp31.670.000,00+Rp6.675.000,00)-(Rp350.000,00+ Rp875.000,00)
Rp38.345.000,00-Rp1.225.000,00
= Rp37.120.000,00
Setelah kamu mendapatkan total jumlah pembelian bersih, langkah selanjutnya yaitu menghitung total harga Barang Tersedia Untuk Dijual (BTUD) dengan rumus berikut:
BTUD= Persediaan Barang Awal+Jumlah Pembelian Bersih
= Rp11.575.000,00+Rp37.120.000,00
= Rp48.695.000,00
Setelah mengetahui harga BTUD, langkah terakhir yaitu menghitung HPP atau Harga Pokok Produksi dengan rumus berikut ini:
HPP = BTUD-Persediaan Barang Akhir
= Rp48.695.000,00-Rp12.380.000,00
= Rp36.315.000,00
Dari contoh kasus pada bisnis furniture PT. Jaya Makmur Furniture tersebut, maka Harga Pokok Produksi atau HPP yang didapatkan yaitu Rp36.315.000,00.
Sudah Tahu Cara Hitung HPP untuk Bisnis Furniture?
Setelah mengetahui apa itu HPP, unsur-unsur HPP dan bagaimana cara menghitung HPP, apakah kamu sudah menghitung HPP bisnis furniture kamu dengan benar? Jika belum, kamu bisa menggunakan langkah-langkah menghitung HPP bisnis furniture tersebut untuk bisnis kamu. Selamat mencoba!
Bank digital hadir untuk pelaku UKM, freelancers, dan online sellers di Indonesia.
Urus segala keperluan bisnis dan keuangan pakai KoinWorks NEO. Kemudahan berbagai layanan seperti bebas biaya transfer antar bank dan pinjaman modal tanpa agunan untuk bisnismu hanya dengan satu aplikasi!
Lihat juga berbagai panduan dan informasi bisnis hanya di KoinWorks.