Bukan cuma modal dan tekad yang kuat, kamu juga harus memahami bagaimana cara menghitung HPP jika menjalankan bisnis kuliner. Tujuannya adalah untuk mengetahui total modal yang diperlukan untuk membuat suatu produk kuliner serta menentukan harga jual yang pas.
Daftar Isi
Hal yang Harus Kamu Tahu Sebelum Menghitung HPP
Sebelum menghitung HPP untuk produk kuliner kamu, ada tiga hal yang harus kamu pahami. Di antaranya:
Jenis dan Jumlah Bahan untuk Produksi Makanan
Hal pertama yang perlu kamu pahami sebelum menghitung HPP bisnis kuliner adalah jenis dan jumlah bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi makanan atau minuman.
Misalnya, jika kamu ingin membuka usaha kuliner ayam geprek, maka rincian modal untuk membuat satu porsi ayam geprek, kurang lebih seperti ini:
- 1 potong ayam: Rp4.000,00
- 50 gram nasi: Rp2.000,00
- Sambal: Rp2.000,00
- Bumbu-bumbu: Rp500,00
- Tepung: Rp500,00
- Gas untuk memasak: Rp500,00
Dari rincian modal di atas, bisa kamu simpulkan bahwa total biaya yang dibutuhkan untuk membuat satu porsi ayam geprek adalah Rp9.500,00.
Unit Perhitungan
Dalam menghitung HPP bisnis kuliner, kamu juga harus memperhatikan unit perhitungannya. Caranya adalah dengan mencatat persediaan awal, pembelian persediaan, dan persediaan akhir yang tersisa secara berkala setiap bulan. Berikut ini rumus untuk menghitungnya:
Unit perhitungan = Nilai persediaan awal + Pembelian persediaan – Nilai persediaan akhir
Contohnya, katakanlah di awal bulan kamu memiliki persediaan cabai untuk membuat sambal geprek sebanyak 5 kg, dengan harga per kilonya Rp70.000,00. Jadi, nilai persediaan awal yang kamu miliki adalah Rp70.000,00×5= Rp350.000,00.
Kemudian, di pertengahan bulan, kamu memutuskan untuk membeli lagi cabai tambahan sebanyak 4 kg. Dengan demikian, pembelian persediaan kamu Rp70.000,00×4= Rp280.000,00.
Setelah akhir periode, ternyata persediaan cabai yang tersisa ada 1 kg. Artinya, nilai persediaan akhir kamu Rp70.000,00 x 1 = Rp70.000,00. Dari rincian tersebut, maka unit perhitungan kamu setiap bulan adalah Rp350.000,00 + Rp280.000,00 – Rp70.000,00 = Rp560.000,00.
Hitung Harga Pembelanjaannya
Harga pembelanjaan yang dimaksud di sini adalah apakah bahan baku yang kamu perlukan mengalami penurunan harga atau justru mengalami kenaikan karena inflasi. Jika kamu tidak update informasi tentang harga pembelanjaan, bisnis kuliner kamu berpotensi mengalami kerugian.
Misalnya, harga daging ayam saat ini mulai turun, maka jangan menaikkan harga menu ayam geprek kamu terlalu tinggi, sebab dapat mengikis rasa kepercayaan pelanggan.
Cara Menghitung HPP Produk Bisnis Kuliner
Sesudah kamu memperhatikan hal-hal tersebut, selanjutnya kamu siap menghitung HPP yang bisa kamu aplikasikan pada bisnis kuliner kamu, seperti berikut:
Catat Harga Bahan Produksi Makanan Kamu
Cara pertama untuk menghitung HPP dalam bisnis kuliner adalah dengan mencatat seluruh biaya yang kamu keluarkan untuk bahan produksi menu kuliner. Kamu bisa menghitung harga bahan produksi dari modal yang kamu perlukan untuk satu porsi menu (seperti contoh di atas) atau menjumlahkan totalnya.
Misalnya, bisnis kuliner yang kamu jalankan menawarkan menu ayam geprek, kamu bisa hitung jumlah produk yang bisa dihasilkan dari harga total bahan yang kamu belanjakan. Berikut ini model perhitungannya:
Harga bahan produksi per porsi= Harga total bahan untuk produksi:Jumlah porsi
Katakanlah harga total bahan produksi ayam geprek kamu memerlukan setidaknya 1 ekor ayam yang rata-rata bisa dipotong menjadi 12. Maka, rincian harga totalnya:
- 1 ekor ayam: Rp32.000,00
- 750 gram tepung: Rp18.000,00
- 250 gram cabai: Rp17.500,00
- 1,5 kg beras: Rp16.000,00
Dari rincian tersebut, dapat dihitung bahwa harga total bahan untuk produksi 12 porsi ayam geprek adalah Rp83.500,00. Jadi, harga bahan produksi per porsi ayam geprek kamu adalah Rp83.500,00:12= Rp7.000,00 (dibulatkan).
Hitung Biaya Transportasi
Dalam menghitung HPP, kamu juga perlu mencatat biaya transportasi untuk membeli bahan sampai menghasilkan produk. Biaya transportasi ini termasuk biaya layanan gratis ongkir, bagi kamu yang menjual produk makanan via online.
Bisa kamu lihat bisnis kuliner Mie Gacoan, untuk seporsi menu mie iblis harganya Rp9.500,00. Namun, bagi pelanggan yang memesan melalui layanan pesan antar, harga produknya lebih tinggi yakni, Rp12.500,00 per porsi.
Karena mereka mempertimbangkan biaya transportasi yang dibutuhkan hingga produk sampai ke tangan pelanggan.
Catat Biaya Lain-Lain
Biaya lain-lain dalam hal ini mencakup biaya listrik, gas, pengemasan dan upah produksi. Menjalankan bisnis kuliner pasti membutuhkan listrik dan gas untuk menyimpan dan mengolah bahan produksi.
Maka dari itu, jangan lupa masukkan hal ini juga ke dalam menghitung HPP produk kuliner kamu. Contohnya, kamu menghabiskan Rp187.000,00 untuk isi ulang tabung gas 12 kg yang bisa kamu gunakan selama 65 jam produksi. Jadi, biaya penggunaan gas, yaitu Rp2.800,00 per jamnya.
Biaya pengemasan juga perlu kamu masukkan ke hitungan HPP kamu. Misalnya, kamu menggunakan box kemasan food pail untuk mengemas produk ayam geprek yang kisaran harga rata-ratanya Rp500,00, masukkan juga ke dalam HPP.
Yang tak kalah penting, tambahkan juga upah produksi. Bila kamu masih menjalankan bisnis sendiri, penentuan upah produksi akan lebih mudah. Namun, jika kamu mempekerjakan karyawan, perhitungan upah produksi harus lebih teliti.
Contohnya, kamu mempekerjakan karyawan dengan upah Rp1.500.000,00 per bulan. Artinya, kamu harus mengeluarkan sekitar Rp57.000,00 per hari untuk menggaji karyawan.
Kini Kamu Siap Menghitung HPP Produk Bisnis Kuliner Kamu!
Itulah penjelasan tentang cara menghitung HPP yang bisa kamu terapkan dalam bisnis kuliner. Dengan mengetahui jumlah HPP yang harus dikeluarkan, akan lebih mudah bagi kamu untuk menentukan harga jual produk yang mendatangkan keuntungan.
Untuk para pelaku usaha kecil dan menengah, online sellers, dan freelancers. Kamu bisa lihat artikel lainnya di KoinWorks untuk dapatkan insight positif bagaimana cara berbisnis!
Nikmati kemudahan transaksi bisnis dan keuangan kamu dalam satu aplikasi hanya di KoinWorks NEO!