Memulai sebuah bisnis wisata merupakan tantangan tersendiri bagi sebagian orang. Karena dalam bisnis wisata, kamu akan banyak berhubungan secara langsung dengan berbagai karakter orang. Oleh karena itu, perlu adanya etika bisnis dalam bisnis wisata. Lalu, bagaimana membangun etika dalam bisnis wisata?
Daftar Isi
Cara Membangun Etika dalam Bisnis Wisata
Membangun etika dalam bisnis wisata adalah hal yang sedikit menantang untuk dilakukan. Pasalnya, kamu harus melatih banyak karyawan agar memiliki prinsip etika yang sama. Berikut ini ada cara serta tips terkait membangun etika dalam bisnis wisata yang akan kamu jalankan:
Mengutamakan Pelayanan yang Optimal
Memberikan pelayanan yang unggul dan optimal merupakan salah satu etika berbisnis dalam bisnis wisata. Bisnis wisata lebih berorientasi menjual layanan jasa daripada jual beli barang. Sehingga, komunikasi antara pebisnis dan pelanggan haruslah dijaga sebaik mungkin.
Berikut adalah contoh dan kiat untuk memberikan pelayanan optimal pada pengunjung:
- Memberikan pelatihan pada karyawan terkait pelayanan pelanggan atau hospitality. Kamu dapat mendaftarkan karyawan untuk melakukan pelatihan hospitality secara online di Bina Mutu Bangsa, Value Consult, dan Training Center.
- Memberikan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang kenyamanan pengunjung. seperti area istirahat, area menyusui, toilet, mushola, area merokok. dan lain sebagainya.
- Menjaga kebersihan tempat wisata agar pengunjung nyaman. Kamu dapat menjadwalkan piket kebersihan bagi karyawan atau mempekerjakan tenaga kebersihan dari perusahaan outsourcing, seperti Adrifa Security, PT. Dana Purna Investama, dan SIG Outsourcing.
Mengutamakan Kejujuran
Etika bisnis selanjutnya yang dapat diterapkan di bisnis wisata adalah menjaga dan mengutamakan kejujuran. Mengutamakan kejujuran sangat penting kamu lakukan untuk menjaga integritas perusahaan. Apalagi di era digital seperti ini, jenis pelayanan apapun yang tidak jujur akan dengan mudah menjadi viral.
Adapun beberapa contoh permasalahan di bisnis wisata yang sebaiknya kamu tanggapi secara jujur:
- Kerusakan wahana atau fasilitas. Apabila ada wahana yang rusak walaupun masih bisa digunakan, sebaiknya kamu berhentikan pengoperasiannya.
- Banyaknya putaran permainan untuk satu tiket. Terkadang hal ini hanya diketahui oleh pihak internal saja. Namun, kamu jangan sampai mengurangi jumlah putaran atau jatah permainan sesuai ketentuan.
- Memberi harga tiket sesuai dengan ketentuan. Biasanya, terdapat harga-harga khusus yang kamu berikan pada hari tertentu. Maka, karyawanmu harus memberi harga sesuai, tidak dilebihkan untuk keuntungan pribadi.
Untuk menunjang perlunya etika kejujuran, selain dilakukan pembekalan karyawan sebelum bekerja, perlu adanya pengawasan melalui monitor CCTV. Hal ini akan berguna sebagai bukti jika ada masalah-masalah yang tidak diinginkan. Kamu dapat membeli CCTV dengan kisaran harga mulai Rp 300 ribu.
Salah satu rekomendasi CCTV yang dapat kamu gunakan di tempat wisata adalah Sony SSC-CD13VP Dome CCTV. Untuk jumlah CCTV yang diperlukan, tergantung pada seberapa luas tempat wisata. Namun, kamu dapat meletakkan CCTV setiap jarak 25 meter.
Berprinsip pada Visi dan Misi yang Jelas
Memiliki visi dan misi adalah keharusan yang diperlukan di setiap perusahaan, tak terkecuali bisnis pariwisata. Visi dan misi berguna untuk menyamakan pemikiran pada satu tujuan perusahaan bersama. Namun, pembuatan dan penggunaan visi misi harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:
- Pembuatan visi dan misi harus jelas untuk seluruh karyawan. Hindari kata-kata yang terlalu bertele-tele. Kamu dapat melihat tips pembuatan visi dan misi di sini.
- Lakukan pengenalan visi dan misi dalam sebuah pelatihan bagi karyawan baru.
- Cetak visi dan misi perusahaan di sebuah kertas dan tempelkan di tempat-tempat yang sering ramai lalu lalang karyawan maupun pengunjung.
- Mengingatkan kembali tentang visi dan misi bisnis setiap kali terdapat acara perkumpulan karyawan.
Berusaha Tetap Profesional dalam Setiap Keadaan
Profesionalisme merupakan kunci kesuksesan di setiap bisnis. Bersikap profesional berarti mengedepankan kenyamanan dan mengatasi masalah pengunjung di setiap keadaan. Kunci dari profesionalisme adalah mampu membedakan urusan pekerjaan dan urusan pribadi.
Berikut adalah beberapa tips membangun profesionalisme dalam bisnis wisata:
- Rata-rata pengunjung wisata memiliki banyak sekali permintaan yang banyak. Seperti meminta tolong foto, meminta tambahan tempat duduk, dan lain sebagainya. Sebisa mungkin melayani dengan ramah, jika memang tidak sesuai dengan ketentuan bisnis, maka juga tolak dengan baik.
- Jika terdapat kejadian-kejadian buruk seperti kecelakaan di dalam tempat wisata, usahakan sebisa mungkin menanganinya sesuai dengan SOP perusahaan.
- Memberikan berbagai pelatihan pada karyawan guna meningkatkan skill dan kompetensi karyawan. Kamu dapat mengundang narasumber pelatihan tertentu dengan biaya berkisar antara Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta. Contoh narasumber adalah HRD profesional seperti Vina Muliana.
- Membuat SOP atau standar operasional prosedur kerja bagi karyawan, mulai dari standar pelayanan hingga pengoperasian wahana tertentu. SOP akan membuat sistem kerja bisnis lebih terorganisir. Kamu dapat melihat contoh pembuatan SOP di sini.
Yuk, Mulai Terapkan Etika untuk Bisnis Wisata Kamu!
Seperti itulah cara membangun etika bisnis pada bisnis wisata agar semakin maju. Selain membangun etika bisnis, ada banyak lagi hal yang harus diperhatikan, mulai dari promosi, branding, hingga sarana dan prasarana. Untuk itu, terus semangat untuk mengembangkan bisnis wisata kamu, ya!
Bank digital hadir untuk pelaku UKM, freelancers, dan online sellers di Indonesia.
Urus segala keperluan bisnis dan keuangan pakai KoinWorks NEO. Kemudahan berbagai layanan seperti bebas biaya transfer antar bank dan pinjaman modal tanpa agunan untuk bisnismu hanya dengan satu aplikasi!
Lihat juga berbagai panduan dan informasi bisnis hanya di KoinWorks.