Sebagai seorang pemilik bisnis, kamu pasti sudah tidak asing dengan istilah omset dan profit yang menjadi tujuan utama sebuah usaha. Umumnya kedua hal ini akan menjadi tolak ukur dari keberhasilan bisnis. Lantas, bagaimana cara menentukan target omset dan profit bisnis pembuatan website?
Omset adalah jumlah dari hasil penjualan dalam suatu masa jual tertentu. Kamu bisa menyebut omset sebagai laba kotor. Cara menghitung omset adalah dengan rumus berikut ini:
Omset= jumlah produkxharga jual produk (satuan)
Contohnya, biaya pembuatan untuk satu website adalah sebesar Rp 2 juta Dalam satu bulan kamu bisa menerima request atau pesanan pembuatan hingga 15 website. Maka berikut adalah rumusan omset yang akan kamu dapatkan:
Omset = 15 x Rp 2 juta = Rp 30 juta
Sedangkan profit adalah keuntungan atau pendapatan bersih dari sebuah bisnis. Cara menghitung profit adalah dengan mengurangi omset dengan berbagai biaya operasional lain. Contohnya adalah biaya gaji karyawan dan biaya pemeliharaan website.
Daftar Isi
Cara Menentukan Target Omset Bisnis Pembuatan Website
Berikut adalah cara menentukan target omset yang bisa kamu terapkan dalam bisnis pembuatan website:
Buat Rencana Penjualan yang Jelas
Umumnya rencana penjualan meliputi apa saja produk yang kamu tawarkan, siapa target pasar yang dituju, hingga bagaimana kamu mempromosikan bisnis.
Misalnya, kamu menawarkan jasa pembuatan website. Maka kamu bisa memutuskan apakah kamu akan menawarkan satu jenis paket pembuatan website atau kamu memberikan banyak pilihan paket untuk konsumen pilih.
Lalu, untuk target pasar kamu bisa membuat buyer persona. Misalnya, target pasar berjenis kelamin laki-laki dan perempuan usia 23-35 tahun. Merupakan seorang perintis usaha yang membutuhkan website untuk mendukung kemajuan bisnisnya.
Sedangkan untuk kegiatan promosi kamu bisa menggunakan media sosial. Misalnya, kamu menggunakan Instagram Ads dan Facebook Ads untuk menjangkau konsumen yang lebih spesifik. Maka per hari kamu membutuhkan biaya setidaknya Rp 10 ribu untuk promosi.
Pada tahap ini kamu juga bisa menentukan target penjualan yang ingin kamu dapatkan dalam kurun waktu tertentu. Misalnya dalam satu bulan pertama, kamu ingin mendapatkan omset sebesar Rp 10 juta. Maka jika satu website dihargai Rp 2 juta, kamu harus mengerjakan setidaknya 5 website dalam satu bulan.
Buat Catatan Penjualan
Jangan pernah lupa untuk mencatat setiap kamu berhasil mendapatkan konsumen untuk menggunakan jasamu! Catatan ini sangat berguna ketika kamu ingin meningkatkan target.
Kamu bisa mencatat dan mengelompokkan catatan penjualan untuk melihat omset yang kamu dapatkan dalam satu bulan atau satu tahun terakhir. Catatan ini bisa kamu lakukan secara manual atau menggunakan software seperti Mekari Jurnal yang lebih mudah dan akurat.
Lakukan Evaluasi
Evaluasi sangat penting dilakukan agar kamu bisa menilai, apakah kamu mampu memenuhi target yang sudah kamu tetapkan atau tidak. Evaluasi ini bisa kamu lakukan setiap akhir bulan, akhir kuartal, atau akhir tahun.
Melalui evaluasi ini, kamu juga bisa mengambil keputusan apakah langkah selanjutnya yang harus kamu ambil. Misalnya, kamu ternyata belum mampu memenuhi target. Maka kamu bisa melihat apa yang menjadi kekuranganmu.
Contohnya, bisnis kamu ternyata belum mendapatkan awareness yang cukup dan banyak orang belum mengenal jasamu. Maka langkah selanjutnya yang bisa kamu lakukan adalah dengan melakukan lebih banyak promosi dan sebagainya.
Cara Menentukan Target Profit Bisnis Pembuatan Website
Berikut adalah cara menentukan target profit yang bisa kamu praktekkan dalam bisnis pembuatan website:
Tetapkan Kerangka Waktu
Cara menentukan target profit bisnis pembuatan website pertama adalah dengan menetapkan kerangka waktu perhitungan profit. Kebanyakan bisnis akan menghitung keuntungan di akhir kuartal atau setiap tahun.
Jadi, kamu bisa memilih yang paling sesuai dan menetapkan target profit yang ingin kamu dapatkan. Misalnya, kamu akan melakukan perhitungan di setiap akhir kuartal dengan target profit sebesar Rp 20 juta.
Tetapkan Margin Kontribusi
Margin kontribusi merupakan pendapatan bersih per satuan yang telah dikurangi biaya variabel. Biaya variabel di sini biasanya merupakan biaya produksi. Contohnya, jika kamu memberikan layanan pembuatan website, maka biaya variabelnya adalah internet, listrik, promosi, dan sebagainya.
Identifikasi Biaya Tetap yang Dikeluarkan
Selanjutnya adalah mengidentifikasi biaya tetap yang secara rutin harus kamu siapkan. Biaya tetap umumnya tidak dipengaruhi oleh kegiatan produksi atau penjualan. Contoh biaya tetap adalah biaya sewa tempat jika kamu memiliki sebuah kantor.
Terapkan Rumus
Setelah kamu sudah menetapkan waktu, mengetahui margin kontribusi, dan biaya tetap. Cara terakhir adalah dengan menggunakan rumus CVP. Rumus ini berguna agar kamu bisa mengetahui berapa penjualan yang harus kamu lakukan untuk mencapai target profit. Berikut adalah rumusnya:
CVP= (Target Profit+Biaya Tetap)/Margin Kontribusi Per Unit
Berikut adalah contoh perhitungannya:
Kerangka Waktu : Per Tahun
Target Profit : Rp80.000.000,00
Biaya Tetap : Rp25.000.000,00
Margin Kontribusi : Rp1.500.000,00
CVP= (Rp80.000.000,00+Rp25.000.000,00)/Rp1.500.000,00= 70
Jadi, setiap tahun setidaknya kamu harus melayani 70 pembuatan website. Sehingga, profit yang sudah kamu targetkan sebelumnya bisa tercapai.
Sudah Paham Cara Menentukan Target Omset dan Profit Bisnis Pembuatan Website?
Demikianlah ulasan tentang cara menentukan target omset dan profit bisnis pembuatan website. Mengetahui cara menentukan omset dan profit dapat menjadi motivasi kamu untuk mengembangkan bisnis. Kamu juga akan memiliki arah dan tujuan yang lebih fokus. Semoga informasi di atas membantu kamu mendapat pemahaman lebih baik, ya!
Lihat berbagai strategi tepat dan efisien untuk bisnis website kamu.
Bank digital khusus UKM pertama di Indonesia hadir untuk bantu segala keperluan bisnis dan keuangan kamu.
Kemudahan berbagai layanan seperti bebas biaya transfer antar bank dan pinjaman modal tanpa agunan untuk bisnismu hanya dengan KoinWorks NEO!
