Objek pariwisata adalah hal penting untuk meningkatkan pendapatan negara. Maka dari itu, tiap-tiap negara pasti memiliki objek wisatanya masing-masing. Di Indonesia sendiri, bisnis wisata memiliki banyak kompetitor. Jadi, jika kamu ingin bertahan di tengah kompetitor tersebut, aplikasikanlah cara pemasaran produk wisata berikut!
Daftar Isi
4 Cara Pemasaran Produk Wisata!
Ada banyak jenis-jenis produk wisata yang ada di Indonesia, contohnya Hotel, Restoran, Pantai, Gunung, Toko Cinderamata, dan banyak lagi. Hal ini mengakibatkan persaingan ketat antara para penjual dan para pembeli. Nah, untuk kamu yang mencari cara pemasaran yang tepat untuk produk wisata, berikut ini rekomendasinya:
Menciptakan Trademark
Setiap pengunjung pasti akan tertarik dengan esensi yang diciptakan oleh sebuah tempat yang dia tuju. Maka dari itu, menciptakan trademark yang hanya dimiliki oleh produk kamu akan sangat berarti. Dengan trademark ini, produk yang kamu jual akan memiliki nilai “orisinalitas” dan tidak dapat ditiru oleh para kompetitor.
Cara menciptakan trademark bisa dengan banyak hal. Kamu bisa membuat slogan menarik dengan kata-kata lucu atau tren di media sosial yang dapat dilihat dan diikuti oleh banyak orang.
Contoh produk wisata yang memiliki trademark menarik dan tidak tergantikan adalah trademark Joger Bali, toko cinderamata yang sudah terkenal oleh para pelancong luar negeri maupun dalam negeri.
Selain kualitas bahan kaosnya yang tidak dapat di adu (lembut, dingin dan ringan), Trademark Joger Bali juga membuat kalimat-kalimat lucu nan sarkastik di kaos mereka.
Tidak hanya Joger, Durian Ucok di Medan juga melakukan cara pemasaran produk wisata dengan slogannya, “Jangan Pernah Ngaku ke Medan jika Belum Makan Durian Ucok!”.
Setelah mendapatkan slogan yang menarik, jangan lupa untuk mendaftarkan hak cipta untuk mencegah ide-ide kamu dicuri oleh para kompetitor bisnis wisata lainnya!
Lakukan Gebrakan Baru
Beberapa waktu lalu, pandemi Covid-19 membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Hal ini membuat bidang pariwisata di Indonesia sempat menurun akibat sedikitnya turis yang datang dan berkunjung.
Nah, untuk kamu yang tidak ingin tersapu kerasnya efek samping dari peraturan seperti itu, kamu harus dapat membuat gebrakan baru dalam bidang pariwisata ini. Contohnya, untuk kamu yang berbisnis di bidang perhotelan, kamu dapat menambah pilihan penyewaan kamar untuk para pengunjung.
Kamu bisa melakukannya dengan membuka kesempatan pengunjung untuk menginap di hotel dengan jangka waktu 1 bulan. Hal ini juga dilakukan untuk menambah pemasukan untuk menutupi biaya pengeluaran hotel.
Beberapa hotel di Bali seperti Hotel Seminyak pernah memberikan penawaran untuk menginap hanya dengan membayar Rp 3,6 juta per bulan. Cara yang satu ini lebih banyak diminati, karena harga sewa hotel tersebut dianggap lebih murah jika dibanding dengan menyewa kos atau rumah.
Selain hal di atas, kamu juga bisa mencari apa-apa saja yang hal yang tidak biasa yang belum ada di objek pariwisata Indonesia. Contohnya, di Indonesia masih jarang penginapan membuat hotel terapung di pinggir pantai.
Hotel terapung dianggap memiliki potensi yang sangat besar untuk menarik pengunjung. Salah satunya seperti Hotel Terapung Pulo Cinta yang menjadi primadona turis, padahal masih berusia 1 tahun masa operasional.
Harga yang Sesuai
Penetapan harga adalah cara ketiga yang paling populer untuk mensukseskan suatu bisnis wisata. Kamu dapat melakukannya dengan memberikan diskon untuk hari-hari tertentu atau diskon untuk para pelanggan yang memesan di aplikasi tertentu. Contohnya, diskon hotel sampai 75% jika memesan dengan agen travel, seperti Agoda, Pegipegi, atau Traveloka.
Tentunya, semakin banyak fasilitas dan semakin berkualitas bisnis wisata yang kamu miliki, maka akan semakin mahal pula harganya. Misalnya, ketika kamu memiliki bisnis perhotelan bintang 5 dan berkualitas super dengan harga per kamarnya sekitar Rp 300 ribu kamu hanya akan merugi.
Karena harga rata-rata untuk sewa kamar hotel berbintang 5 adalah sebesar Rp 800 ribu sampai Rp 5 juta.
Menetapkan harga juga dapat kamu lakukan dengan menganalisa lokasi dan target pasarmu. Jika kamu memiliki sebuah hotel kecil, maka kebanyakan yang memesan kamar adalah para pengunjung yang hanya menumpang tidur. Maka dari itu, tidak akan efektif jika kamu mematok harga yang terlalu mahal.
Untuk harga penginapan kecil, kisaran harga yang dapat kamu pakai adalah sekitar Rp 150 ribu sampai Rp 500 ribu.
Bangun Portofolio Bisnis Milikmu
Selayaknya bisnis profesional, kamu harus bisa membangun persepsi yang menguntungkan untuk para pengunjung. Agar para pengunjung memasukkan produk wisata milikmu ke dalam daftar produk yang akan ia kunjungi saat berada di kotamu.
Kamu dapat melakukan hal ini dengan membangun portofolio bisnis online maupun offline. Portfolio offline dapat kamu lakukan dengan menampilkan iklan visual di baliho maupun billboard.
Sementara portfolio online dapat kamu lakukan dengan memasukkan foto-foto visual tersebut ke media sosial perusahaan. Tampilkan keunggulan dari bisnis wisata yang membuat pengunjung tertarik.
Membangun portfolio bisnis juga memiliki keuntungan lain. Selain menarik pengunjung, yaitu menarik para klien bisnis untuk bekerja sama dengan usahamu, sehingga dapat berkembang lebih cepat.
Contoh portfolio hotel yang menarik adalah portfolio milik Ora Beach Resort yang ada di Maluku Tengah.
Membangun Pemasaran yang Baik Akan Mencegahmu Bangkrut!
Itulah 4 cara pemasaran produk wisata yang dapat kamu lakukan untuk bisnis kamu. Ingatlah bahwa membangun strategi pemasaran membutuhkan waktu. Namun, jika pemasaran milikmu sesuai, maka produk wisata milikmu pun akan berkembang pesat.
Bank digital hadir untuk pelaku UKM, freelancers, dan online sellers di Indonesia.
Urus segala keperluan bisnis dan keuangan pakai KoinWorks NEO. Kemudahan berbagai layanan seperti bebas biaya transfer antar bank dan pinjaman modal tanpa agunan untuk bisnismu hanya dengan satu aplikasi!
Lihat juga berbagai panduan dan informasi bisnis hanya di KoinWorks.
