Membangun keterikatan emosi konsumen pakaian harus dilakukan secara tepat agar menimbulkan loyalitas terhadap bisnis pakaian milikmu. Loyalitas ini nantinya akan berpengaruh terhadap kenaikan omset penjualan produk-produk pakaian yang kamu jual.
Daftar Isi
Cara Mudah Membangun Emosi Konsumen Bisnis Pakaian
Membangun keterikatan emosi dengan konsumen dalam bisnis pakaian ternyata tidak sulit. Keterikatan emosi konsumen bisa kamu bangun melalui cara mudah berikut ini:
Mengangkat Isu Sosial
Membangun keterikatan emosi konsumen bisa kamu lakukan melalui isu-isu sosial. Di antara isu sosial yang ada saat ini, kerusakan lingkungan akibat limbah tekstil merupakan isu yang paling tepat dan sesuai dengan bisnis pakaian.
Saat ini, tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sudah mulai meningkat. Dampaknya, banyak masyarakat yang merubah gaya hidup yang lebih ramah lingkungan, salah satunya mengenakan pakaian sustainable.
Sebagai pemilik usaha di bidang fashion, kamu bisa mengangkat isu sosial seputar kerusakan lingkungan dengan memproduksi pakaian-pakaian yang sustainable. Di mana bahan kain yang pebisnis gunakan berasal dari material alami serta proses pembuatannya yang tidak mencemari lingkungan.
Contoh kain yang bisa kamu gunakan sebagai bahan pembuatan pakaian adalah katun, wol, sutra, dan linen. Sedangkan pewarna alami pakaian bisa kamu dapatkan dari kunyit, buah pisang, akar pohon, kulit kayu, kulit manggis, bunga tarum, dan daun suji.
Selain bahan baku dan prosesnya, packaging pakaian milikmu juga harus ramah lingkungan. Misalnya, menggunakan plastik reused, sehingga tidak terlalu banyak menggunakan plastik baru. Selain itu, kamu juga bisa mengubah packaging plastik reused menjadi packaging kertas.
Dengan mengangkat isu sosial seputar ramah lingkungan, secara tidak langsung kamu mengajak konsumen untuk menjaga lingkungan dengan menggunakan pakaian sustainable milikmu.
Kepedulian brand fashion milikmu terhadap isu kerusakan lingkungan ini akan menumbuhkan simpati para konsumen. Ketika konsumen sudah memberikan perhatian dan simpati kepada bisnis milikmu, maka peluang loyalitas yang timbul cukup besar.
Apalagi jika kamu berhasil menarik perhatian para komunitas peduli lingkungan. Tidak hanya menimbulkan konsumen yang loyal, jumlah konsumen baru pun akan bertambah banyak.
Mengangkat Isu Lokal
Mengangkat isu lokal juga bisa membangun keterikatan emosional konsumen pada bisnis pakaian milikmu.
Isu lokal yang bisa kamu angkat adalah pemberdayaan pengrajin lokal yang berada di sekitar tempat usaha milikmu. Saat ini, kehidupan pengrajin lokal bisa dikatakan kurang terekspos, bahkan kalah saing dengan kecanggihan teknologi fashion.
Di Indonesia, pengrajin kain bisa dikatakan cukup banyak, mulai dari kerajinan tenun asal Pekalongan, perak asal Jogja, hingga kain celup yang berasal dari Bali.
Kepedulian bisnis pakaian milikmu terhadap pengrajin lokal ini akan mendapat respon positif oleh konsumen-konsumen kamu. Selain itu, kolaborasi dengan pengrajin lokal ini juga bisa bantu mempertahankan kekayaan budaya Indonesia berupa kain tradisional serta mengajak generasi muda untuk lebih peduli.
Dalam menjalankan pemberdayaan atau kolaborasi dengan pengrajin lokal, kamu harus mengusung konsep fair trade, yaitu konsep membayar upah para pengrajin sesuai dengan standar yang layak sehingga kehidupan mereka terjamin.
Salah satu brand fashion lokal yang aktif memberdayakan pengrajin lokal adalah SukkhaCitta. Berkat kolaborasi ini, SukkhaCitta berhasil meningkatkan omset pendapatan para pengrajinnya sebesar 40%.
Tidak hanya itu, SukkhaCitta juga mengalokasikan 50% dari dana pembelian yang dilakukan oleh konsumen untuk dana pendidikan di area sekitar komunitas pengrajin yang mereka ajak bekerja sama.
Dengan mengikuti cara branding di atas, bisnis pakaian milikmu akan mudah membangun keterikatan emosi konsumen dan menumbuhkan loyalitas mereka terhadap bisnis milikmu.
Memberikan Reward
Cara membangun keterikatan emosi konsumen terhadap bisnis pakaian milikmu yang terakhir adalah memberikan reward atau penghargaan spesial.
Sejatinya, konsumen akan bahagia dan merasa terhormat karena diingat dan diberikan hadiah spesial. Nah, perasaan ini akan membangun keterikatan emosi mereka, sehingga akan terus menjadi pelanggan yang setia membeli pakaian milikmu.
Jika ingin memberikan reward kepada konsumen, pilihlah waktu atau momen spesial, seperti perayaan ulang tahun, Ramadan, launching koleksi pakaian terbaru, atau momen kemerdekaan pada 17 Agustus.
Reward yang bisa kamu berikan kepada konsumen, antara lain voucher menarik, promo spesial, dan potongan harga untuk koleksi pakaian tertentu. Selain itu, kamu juga bisa memberikan 1 pakaian gratis untuk pembelian di atas Rp500.000,00.
Semakin menarik reward yang kamu berikan, maka konsumen pun akan semakin antusias mengikuti kegiatan tersebut. Jadi, hadiah atau reward yang akan diberikan harus menarik. Supaya keterikatan emosi konsumen terhadap bisnis pakaian milikmu terbangun dengan baik.
Kegiatan ini juga harus dilengkapi syarat dan ketentuan khusus. Misalnya, konsumen harus mengikuti semua media sosial bisnis pakaian milikmu, mengunggah dan mengulas brand pakaian milikmu di media sosial, hingga masa berlaku kegiatan tersebut.
Supaya kegiatan ini diikuti oleh banyak konsumen, kamu harus membangun komunikasi yang baik. Gunakan bahasa yang sopan dan ramah ketika menyapa, menjawab, atau menjelaskan informasi kepada konsumen. Pastikan juga kamu dan tim bisa membalas pertanyaan di media sosial dengan cepat.
Bangun Keterikatan Emosi dengan Konsumen Bisnis Pakaian!
Itulah informasi mengenai cara mudah membangun keterikatan emosi konsumen terhadap bisnis pakaian yang bisa kamu coba. Demi mendapatkan konsumen yang loyal, tidak ada salahnya untuk mencoba cara di atas sekarang juga, lho. Tunggu apalagi? Selamat mencoba, ya.
Untuk para pelaku usaha kecil dan menengah, online sellers, dan freelancers. Kamu bisa lihat artikel lainnya di KoinWorks untuk dapatkan insight positif bagaimana cara berbisnis!
Nikmati kemudahan transaksi bisnis dan keuangan kamu dalam satu aplikasi hanya di KoinWorks NEO!